Postingan

Anggaplah Postingan Pribadi Pemimpin Muda Jakarta 2024

[Foto] Biasanya templatenya gini: [Kalimat syukur: Alhamdulillah] akhirnya selesai juga, makasih banget buat temen-temen [nyebutin dan kadang tag nama temennya] yang udah mau berproses bareng [lalu nyebutin kekurangan diri]. Meskipun banyak drama roller coster, tapi akhirnya terelewati dengan baik. Makasih [nama acara / organisasi] yang udah kasih kesempatan buat Aku [jabatan / peran / posisi kontribusi]. Semoga ke depannya makin lebih baik. Semoga [nyebutin kesan, pesan, harapan untuk acara selanjutnya dan persahabatan yang abadi]. [Di akhir ucapan terima kasih dan senang sudah ambil peran]. Kalo kata Furina sih:  "Boring . . . Isn't there anything else more interesting to do? " Udah gitu aja captionnya, libur dulu lah buat caption bagus-bagus, belum saatnya. Lagian rajin banget Kamu baca caption sampai tuntas? biasanya juga langsung scroll ke bawah. Didik Setiawan Rabu, 21 Agustus 2024 09.33

Sambutan Acara Pemimpin Muda Jakarta 2024 (Acara Forum Indonesia Muda Regional Jakarta)

Ini adalah tulisan yang Saya siapkan untuk dijadikan sambutan saat membuka acara. Namun, karena keterbatasan waktu, sambutan hanya diberikan oleh Koordianator FIM Jakarta 2024. Tulisan ini hanya menjadi tulisan saja, sebuah hal yang selamanya tak pernah tersampaikan~. Semoga, suatu saat nanti Saya bisa melakukan metode bagi-bagi uang ini di kesempatan yang jauh lebih baik, Aamiin. Saya terbuka untuk segala kolaborasi kebaikan ya. Bismillahirrahmanirrahim Assalamu'alaikum warrahmatullah wabarakatuh Selamat pagi, salam sejahtera untuk kita semua Untuk memulai hari ini, ada yang mau 50 ribu? *melambaikan uang 50 ribu* Ada yang mau? nggak ada yang mau kah 50 ribu? Ah cuma bilang mau doang nggak ada yang mau ambil ke sini. *berhitung mundur* 5 4 3 2 1. If someone take it from me : Yakin mau, yaudah ambil aja, ini. *diambil* oke silakan duduk. Else : Ya sudah kalau tidak mau *masukan uang ke kantong*. Saya kecolongan 2 kali kesempatan seperti tadi saat kuliah. Pertama, karena gak tau sam

GJUI 30 Terasa Lebih Baik, Tapi Mengapa Lebih Sepi?

Gambar
Waaahhh, Saya haturkan selamat dan terima kasih kepada seluruh panitia GJUI 30 yang telah melaksanakan acara GJUI tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya (klik link ini untuk mengetahui seberapa parah GJUI 29 Tahun 2023) (klik link ini untuk mengetahui seberapa parah GJUI 29 Tahun 2023) . Apresiasi tertinggi Saya berikan kepada tim dekorasi dan tim acara yang punya ide untuk mendekorasi tiap koridor dan tembok yang pengunjung lalui. Kalian luar biasa! kalian peduli dengan detail kecil dan menjadikan rumah kalian benar-benar sebagai sebuah satu kesatuan acara!. Dekorasi: Menghidupkan Koridor dan Balkon Buat yang tidak tahu, tim dekorasi GJUI 30 ini menempel banyak foto kegiatan Gelar Jepang UI di sepanjang koridor dan tembok-tembok. Tidak hanya itu, mereka juga memberikan aksesoris kecil sebagai hiasan dan menjadikan pegangan tangan di balkon terasa lebih hidup. Ini adalah hal baru yang seingat Saya belum pernah mereka lakukan sebelumnya (Saya sudah ke GJUI mungkin sejak 2013, namun

LGBT: Pengetahuan tentang Si Laknat

Sejarah dan Perspektif Ilmiah Mengenai LGBT Tulisan ini karya Chat GPT dan BELUM SELESAI. Banyak hal yang belum disertakan dan klarifikasi bahwa SAYA MENOLAK DAN MENGECAM LGBT APAPUN ALASANNYA! Tulisan ini hanyalah pengetahuan tanpa maksud pro ke mereka. CIH! Sejarah dan Perspektif Ilmiah Mengenai LGBT LGBT, yang merupakan akronim dari Lesbian, Gay, Bisexual, dan Transgender, telah ada sepanjang sejarah manusia dan diperlakukan berbeda dalam konteks agama, budaya, dan hukum. Sejarah perkembangan LGBT dimulai dari masa kuno, di mana perilaku homoseksual diterima di beberapa budaya seperti Yunani dan Romawi kuno. Dalam budaya-budaya ini, hubungan sesama jenis dianggap normal dan bahkan diinstitusionalisasi dalam bentuk tertentu, seperti hubungan mentor-pelajar di Yunani. Namun, dengan munculnya agama-agama Abrahamik (Kristen, Islam, dan Yahudi), homoseksualitas mulai dianggap sebagai dosa. Pada Abad Pertengahan di Eropa, perilaku homoseksual dihukum

Berdesakan di Kereta? Gas!

Mengapa Orang Memilih Berdesak-desakan di Kereta Mengapa Orang Memilih Berdesak-desakan di Kereta: Pendekatan Ilmiah dari Perspektif Psikologi, Sosiologi, Antropologi, dan Neurologi Meskipun terlihat tidak nyaman, banyak orang lebih memilih berdesak-desakan di kereta daripada menunggu kereta selanjutnya. Keputusan ini bisa dilihat melalui berbagai lensa ilmu pengetahuan. Dari perspektif psikologis, faktor seperti kebutuhan untuk menghindari ketidakpastian dan kecemasan akan keterlambatan berperan besar. Sosiologis memandang ini sebagai fenomena sosial di mana norma dan perilaku kelompok mempengaruhi keputusan individu. Antropologi menunjukkan bagaimana kebiasaan dan budaya urban mempengaruhi perilaku komuter. Sementara itu, neurologi memberikan wawasan tentang bagaimana otak manusia memproses risiko dan kenyamanan dalam situasi seperti ini. Artikel ini akan menjelaskan alasan di balik keputusan tersebut dari sudut pandang yang berbeda denga

Karyawan Bekerja untuk Memajukan Perusahaan!

Tulisan ini karya ChatGPT, tapi pengantar tulisan ini murni dari Saya. Salah satu logika terbodoh yang pernah Saya dengar dalam obrolan adalah “lah, Saya dapetin ratusan juta untuk perusahaan tapi gaji segitu aja” dari seseorang yang pekerjaannya memang mencari uang untuk perusahaan. Mereka ini digaji dan dibayar memang untuk itu. Itu adalah tanggung jawab dan kewajiban. Mereka harus bekerja lebih karena TIDAK SEMUA pekerja MENCARI PENGHASILAN bagi perusahaan. Banyak yang bekerja justru menghabiskan dana perusahaan alias berkebalikan karena memang pekerjaannya seperti itu, misal para pelaksana self destruction test. Jadi, uang lebih yang mereka dapatkan digunakan untuk subsidi silang lintas bidang pekerjaan. Manusia resistensi seperti mereka inilah yang hobi menghina tempat bekerja namun tetap bertahan karena terlalu PENGECUT untuk mencari pekerjaan lain. Si manusia toxic yang selalu menganggap tempatnya bekerja adalah tempat yang toxic dengan melupakan bahwa

Tangan Kanan Makan, Tangan Kiri Handphone

Tulisan ini dibuat oleh ChatGPT Bagaimana Ponsel Memengaruhi Persepsi Rasa dan Pola Makan Anda? Bagaimana Ponsel Memengaruhi Persepsi Rasa dan Pola Makan Anda? Pembuka Fenomena makan sambil scrolling media sosial semakin umum di era digital saat ini. Aktivitas yang tampak sederhana ini ternyata menyimpan banyak kompleksitas dari perspektif biologis, neurologis, psikologis, dan sosiologis. Multitasking ini, yang menggabungkan konsumsi makanan dan interaksi digital, mengundang pertanyaan mendalam mengenai dampaknya terhadap pengalaman makan dan kesehatan mental. Apakah kebiasaan ini mencerminkan perubahan signifikan dalam perilaku manusia yang dipengaruhi oleh teknologi, atau sekadar upaya untuk memaksimalkan efisiensi waktu? Artikel ini akan mengeksplorasi berbagai sudut pandang ilmiah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini. Makan Sambil Scrolling: Perspektif Ilmiah Fenomena makan sambil scrolli