Ramadhan & Idul Fitri 1446 H

Ramadhan 1446 H

Ramadhan 1446 H 1/3: Kabur Aja Dulu

Saya selalu mendukung upaya masyarakat untuk merealisasikan #kaburajadulu sebagai tindakan nyata atas rasa muak terhadap negara. Saya muak membaca omong kosong masyarakat yang ingin pergi namun sekadar ocehan media sosial.  

Dalam KBBI, kabur memiliki arti berlari cepat-cepat, melarikan diri, meninggalkan tugas (pekerjaan, keluarga, dan sebagainya) tanpa pamit, menghilang. Jadi, coba pikirkan kembali, apakah pindah ke luar negeri dengan sukarela bisa dikatakan kabur?. Kalo pergi dengan niat disebut dengan kabur, lantas definisi hijrah apa?. 

Contoh kabur yang benar sudah dicontohkan Nabi Musa setelah membunuh warga lokal atau Nabi Yunus setelah menyerah berdakwah. Kalau yang kamu maksud adalah pindah karena keinginan hati atau eksternal, maka contoh Nabi Luth saat meninggalkan kaumnya sebelum azab atau pindahnya Nabi Muhammad ke Madinah bukan dikategorikan sebagai kabur. 

Kita memang diminta untuk tidak diam di tempat, bertebaran di muka bumi, tuntut ilmu sampai ke China, dan mengubah keadaan sendiri. Itu semua perintah Tuhan untuk memperbaiki keadaan hidup kita, ikhtiar. Masih ingat konsep ini?. 

Ah, buang waktu sekali Saya meladeni isu FOMO seperti ini. Ini kan cuma istilah populer yang jadi omong kosong belaka. Ngomong doang kabur ke luar negeri, uang dan kemampuan bahasa asing aja nggak ada, cih.



Didik Setiawan

Rabu, 12 Maret 2025
18.58

#ramadhan1446h
#kaburajadulu
#copilot

Ramadhan 1446 H 2/3: Efisiensi Anggaran

Saat Saya kecil, Saya berpikir bahwa saat bulan Ramadan seharusnya semua orang bisa berhemat karena yang sebelumnya makan 3 kali menjadi 2 kali. Logika bodoh ini bertahan cukup lama hingga saya mengenal  konsep apresiasi diri satu dasawarsa terakhir. 

Konsep buka puasa bersama dan takjil adalah salah dua implementasi dari rasa terima kasih terhadap diri yang sudah berhasil menahan haus dan lapar seharian. Konsep ini membatalkan konsep penghematan biaya makan yang secara teori masuk akal. 

Artinya apa? Artinya logika menipu diri kita karena ketidaktahuan konsep. Logikanya, orang yang makan 3 kali jadi 2 kali seharusnya hemat kan? Faktanya tidak. Saat puasa, efisiensi anggaran makanan hanyalah wacana. Logika dikalahkan dengan ketidaktahuan faktor lain, yakni kebutuhan apresiasi diri –yang sebenarnya memang bukanlah hal darurat. 

Pertanyaannya, apakah ‘pengkhianatan logika’ semacam ini hanya terjadi pada konteks puasa? Ketika kita ingin melakukan efisiensi justru malah ada hal lainnya yang tidak diikutsertakan dalam pertimbangan? Karena tidak tahu, bodoh, atau mungkin diremehkan?.



Didik Setiawan

Rabu, 12 Maret 2025
19.18

#ramadhan1446h
#efisiensianggaran
#copilot

Ramadhan 1446 H 3/3: Suka Tani? Bayar Bayar Bayar!

Dari KBBI sih tulisannya suka itu berkeadaan senang (girang), girang hati, senang hati, mau, sudi, rela. Lalu, kalau kita suka tani, apa yang perlu dibayar? Tergantung level sukanya. Kalau sekadar suka pikiran, mungkin sesuatu yang masuk ke dalam pikiran lewat mata dan telinga cukup dibayar dengan waktu. Namun, jika levelnya menyukai hingga hasil panen layak konsumsi, apakah cukup dengan membaca atau menonton video tani?. 

Kita perlu membayar. Untuk pengetahuan, ada bayaran waktu. Untuk skill, ada bayaran tenaga. Untuk hasil nyata, ada bayaran pakaian kotor. Semua itu demi rasa suka, rasa senang hati yang direalisasikan dalam bentuk perbuatan. 

Sama juga dengan Ramadhan ini. Kamu suka Ramadhan sekadar dalam pikiran atau sampai ke hati dan perbuatan? Kamu sudah membayar apa saja demi rasa suka terhadap Ramadhan?. 

Aneh ya, kita yang suka, kita yang membayar. Tapi memang begitu konsep suka yang benar; menukar sesuatu yang setara. Entah setara atau tidak, ketika kita menyukai sesuatu, kita harus membayar selevel dengan suka yang kita inginkan. Suka sekali bayar sekali, suka dua kali bayar dua kali, suka sedikit bayar sedikit, suka banyak bayar banyak. 

Pertanyaannya, seberapa suka dirimu dengan Ramadhan? Sudah sebesar apa pertukaran setara yang kamu berikan demi rasa suka pada Ramadhan?.

Ah iya, Saya lupa kalau sebagian orang hanya menjadikan Ramadhan sebagai acara kalender saja.



Didik Setiawan

Rabu, 12 Maret 2025
22.44

#ramadhan1446h
#sukatani
#copilot 

 Idul Fitri 1446 H

Judul

Isi

Posting Komentar

0 Komentar