"Penyesalan selalu datang di akhir, kalau di awal namanya pendaftaran" begitu kata banyak orang, sehingga Saya perlu mendaftar dahulu sebelum melanjutkan tulisan ini. Daftar apa? daftar klarifikasi lah.
Klarifikasi: Dengan kesadaran penuh dan tanpa paksaan dari pihak mana pun, Saya mengaku salah membuat tulisan ini dan Saya menyesal telah mempublikasikannya. Dengan adanya pernyataaan ini Saya meminta maaf kepada segala pihak yang merasa tersinggung atau merasa tercoreng namanya. Saya berjanji tidak akan mengulanginya lagi.
'Daftar' sudah, artinya Saya nggak akan menyesal telah membuat tulisan ini. Oke lanjut ke tulisan utamanya. Sama seperti tulisan yang lain, tulisan ini karya ChatGPT kecuali paragraf pengantarnya. Kamu akan dengan mudah membedakannya.
Tulisan ini berasal dari keresahan atau mungkin rasa heran akan fenomena sosial yang ada. Saya menjumpai fenomena normal di media sosial, yakni para netizen yang membenci dan mencaci maki instansi yang berkaitan erat dengan pemerintahan atau malah memang pemerintah itu sendiri. Pihak yang Saya maksud adalah Aparatur Sipil Negara, Pegawai Negeri Sipil, Pegawai Badan Usaha Milik Negara, dan pihak-pihak serupa.
Netizen tidak menyukai mereka karena performa mereka yang mayoritas sangat buruk, misal KOMINFO dengan kebocoran data, PLN yang selalu merugi padahal menjadi satu-satunya suplier listrik negara, PNS adan ASN yang melayani masyarakat dengan uang. Ada yang bilang mereka adalah oknum, tapi mengapa oknum jumlahnya banyak dan malah sebagai mayoritas? jika oknum seharusnya minoritas, maka pekerja professional di instansi tersebut lebih layak disebut sebagai oknum.
Lucunya, tiap tahun kita tahu bahwa ASN, PNS, pegawai BUMN selalu menjadi primadona pekerjaan masyarakat. Netizen adalah masyarakat online, sehingga terdapat keanehan perilaku masyarakat / netizen ini. Mereka membenci dan menghujat kinerja lembaga dan perorangan di sana, tetapi mereka justru berbondong-bondong untuk jadi bagian darinya. Hal ini berarti, masyarakat / netizen mengidolakan pekerjaan yang memiliki performa buruk dan dihina masyarakat.
Masyarakat atau netizen membenci dan menghujat, tapi mereka ingin menjadi bagian dari orang yang dibenci dan dihujat? apa alasan mereka? hal tersebut dibahas oleh ChatGPT pada tulisan ini. Judul juga dibuat SEO friendly oleh dia, dari Saya pribadi lebih suka tulisan ini berjudul: The God of 'Penjilat Ludah Sendiri': Masyarakat. Didik Setiawan [3.7.2024.].
1. Ketidakpuasan terhadap Pelayanan
Banyak BUMN dan lembaga pemerintahan di berbagai negara sering kali dikritik karena layanan yang lambat, birokrasi yang rumit, dan ketidakefisienan. Hal ini menciptakan persepsi negatif di kalangan masyarakat (Gronroos, 2007).
2. Motivasi untuk Bekerja di BUMN dan Lembaga Pemerintahan
Pekerjaan di BUMN dan lembaga pemerintahan sering kali dianggap lebih stabil dan aman dibandingkan sektor swasta. Studi menunjukkan bahwa stabilitas pekerjaan adalah faktor kunci dalam keputusan karier banyak individu (Helliwell & Huang, 2011).
3. Dissonansi Kognitif
Menurut teori dissonansi kognitif dari Festinger (1957), individu mengalami ketidaknyamanan mental ketika mereka memegang dua keyakinan yang bertentangan. Orang mungkin mengkritik BUMN dan lembaga pemerintahan, tetapi tetap berkeinginan bekerja di sana karena manfaat yang diberikan lebih signifikan dibandingkan persepsi negatif.
4. Tekanan Sosial dan Budaya
Di banyak budaya, pekerjaan di BUMN dan lembaga pemerintahan dianggap prestisius dan dihargai tinggi. Hal ini mendorong orang untuk mengejar pekerjaan tersebut demi status sosial (DiMaggio & Powell, 1983).
5. Peran Pendidikan dan Informasi
Institusi pendidikan dan pelatihan sering kali menekankan keuntungan bekerja di BUMN dan lembaga pemerintahan, memberikan informasi yang mungkin tidak selalu mencerminkan realitas kerja yang sebenarnya (Bourdieu & Passeron, 1977).
Referensi
- Brehm, J. W. (1956). Postdecision changes in the desirability of alternatives. Journal of Abnormal and Social Psychology, 52(3), 384-389.
- Bourdieu, P., & Passeron, J. C. (1977). Reproduction in Education, Society and Culture. Sage Publications.
- Cassell, C., & Symon, G. (2004). Essential Guide to Qualitative Methods in Organizational Research. Sage Publications.
- DiMaggio, P. J., & Powell, W. W. (1983). The iron cage revisited: Institutional isomorphism and collective rationality in organizational fields. American Sociological Review, 48(2), 147-160.
- Festinger, L. (1957). A Theory of Cognitive Dissonance. Stanford University Press.
- Goldsmith, A. H., Veum, J. R., & Darity, W. A. (2000). Working hard for the money? Efficiency wages and worker effort. Journal of Economic Psychology, 21(4), 351-385.
- Gronroos, C. (2007). Service Management and Marketing: Customer Management in Service Competition. John Wiley & Sons.
- Helliwell, J. F., & Huang, H. (2011). Well-being and trust in the workplace. Journal of Happiness Studies, 12(5), 747-767.
- Hofstede, G. (2001). Culture's Consequences: Comparing Values, Behaviors, Institutions and Organizations Across Nations. Sage Publications.
- Transparency International. (2020). Corruption Perceptions Index 2019. Retrieved from transparency.org
0 Komentar