Pengalaman Pertama Konser Orkestra

Assalamu'alaikum warrahmatullah wabaraktuh

Selamat datang para pembaca antah berantah. Tulisan ini terdiri dari 2 segmen. Segmen pertama belum diselesaikan dan segmen kedua adalah cation postingan instagram. Jika kamu tidak melihat segmen pertama, maka tulisan tersebut memang belum terselesaikan.

Segmen 1

Genshin Orkestra: Pengalaman Pertama Menghadiri Konser Berbayar

Apa yang kamu harapkan dari tulisan ini? Saya khawatir jika waktumu tersita untuk sesuatu yang tak terbayarkan. . .

Intro
Begitu Saya mendapatkan informasi bahwa orkestra Genshin akan diadakan juga di Jakarta, Saya segera menandai kalender dan mengeceknya secara berkala. Sebegitu antusiasnya Saya. Tentu saja, karena Saya bukan orang kaya, Saya butuh mendapatkan harga kursi termurah. Saya butuh beli dua karena Saya pasti ke sana dengan adik.

Begitu harga rilis, tentu Saja Saya agak terkejut. Saya belum pernah membeli tiket konser, melihat harganya 600 ribuan, Saya tidak punya pilihan lain. Pilihannya beli ini atau penasaran seumur hidup!. Pada perhitungan akhir, ternyata biayanya 678 ribu!. Juli lalu, gajian Saya digunakan demi konser ini ckckck -Saat itu Saya memang belum punya penghasilan sampingan, sehingga hanya bertumpu pada penghasilan utama.

Pra Hari H
Saya berkoordinasi dengan teman-teman mengenai kegiatan pasca acara nanti. Tentu saja kami sudah janjian untuk beli tiket pada Juli lalu. Kami mendapatkan kursi yang terpisah karena memang rebutan tiket, normal lah ya war tiket. Beruntung, Saya dan adik Saya bisa duduk sebelahan, meskipun posisi tempat duduk sangat tinggi dan jauh dari panggung.

Saya berencana ke lokasi JI Expo dengan motor karena daerah tersebut sangat sulit transportasi umum, sedangkan teman Saya tetap dengan kendaraan umum yang disambung dengan ojek online.

Saya juga memikirkan pakaian untuk acara nanti, karena tidak tahu harus bagaimana, Saya pikir kemeja dan rompi sudah cukup.

Hari H
Memasuki area JI Expo, motor segera Saya parkiran tepat di sebelah gerbang masuk - keluar. Dari sana sudah langsung terlihat antrean panjang dengan beberapa cosplayer terlihat dari jauh. Tanpa bertanya, Saya segera mencari ujung antrean.

Saya sampai sekitar jam 14an, saat itu antrean masih sangat panjang. Akan tetapi, proses antrean cukup cepat dan bisa dikatakan Saya merupakan kloter terakhir yang ingin masuk ke area mengingat antrean setelah Saya tidak panjang. Konser dijadwalkan 14.30 dan close gate 14.15. Saya pikir, untuk kasus ini, orang Indonesia bisa dikatakan tepat waktu. Tentu saja karena mereka sudah bayar tiket mahal bukan?.

Screening masuk pertama adalah pengecekan tas. Tidak boleh bawa makan minum sama sekali. Air minum kemasan sekali pakai segera disita. Setelah itu kami dipersilakan naik eskalator.

Setelah naik ke lantai dua dengan eskalator, kami mengantre tiket yang juga cepat (ingat, Saya kloter terakhir). Proses penukaran tiket hanya berupa scan barcode tiket online yang kemudian ditukarkan dengan merchandise tiket. Setelah itu, kami naik ke lantai berdasarkan tier. Tier 1 naik 1 kali, Tier 2 naik 2 kali, Tier 3 naik 3 kali. Semakin bawah semakin mahal karena dekat dengan panggung. Saya? tentu saja Tier 3 sehingga harus naik 3 kali eskalator.

Screening masuk kedua dilakukan sebelum masuk area. Semua botol minum yang ada isinya ditahan di luar dengan informasi bahwa mereka tidak bertanggung jawab dengan keamanan botolnya. Kami diberikan pilihan untuk menghabiskan atau membuang minum jika ingin botol masuk, jika tidak maka ditaruh di meja luar. Saya tentu saja membiarkan di luar, siapa juga yang mau mencuri botol minum murah? haha.

Setelah screening Saya langsung ditanya panitia di pintu masuk mengenai nomor kursi, ia pun segera mengantar dan memberitahu deretan kursi tersebut. Sesampainya di kursi, ternyata kursi sangat sempit, lebih sempit dari bioskop. Saya pikir "mungkin karena ini harga murah?" haha.

Setelah duduk, terdapat pengumuman bahwa selama pertunjukan dilarang ambil foto dan video. Oh ya, himbauan ini sudah ada berupa tulisan saat screening pertama. Foto dan video hanya boleh dilakukan sebelum dan sesudah acara.

Testimoni acara ada di caption instagram, segmen 2, di sini Saya hanya cerita kronologis saja. Nah, saat acara, panitia berjaga mengawasi kami para penonton. Di depan kiri Saya ada yang merekam video dan diketahui oleh panitia. Ternyata, proses peneguran dilakukan dengan sorotan laser ke ponsel. Bukan ke arah kamera, melainkan ke layar. Akhirnya ia segera mengakhiri rekaman tersebut. Saya lupa laser merah atau hijau hehe.

Orang tersebut tampaknya memang bertujuan merekam konser. Jeda beberapa menit, ia kembali merekam dan tentu saja kena laser lagi. Begitu yang terjadi selama proses menonton, sungguh menyebalkan karena laser mengganggu. Oh iya dia perempuan.

Saya lupa memberitahu, terdapat jeda 20 menit pada jam 16.00. Jeda tersebut digunakan untuk ke toilet dan sholat ashar. Sesi pertama lagu Mondstadt, Liyue, dan Inazuma. Setelah jeda tersebut, konser dimulai kembali. 

Saat jeda tersebut Saya menyempatkan ke toilet. Sebelum masuk kembali, Saya mendengar seseorang mendapatkan teguran dari panita karena merekam. Kalau tidak salah ancamannya ponselnya akan disita, rekamannya akan dihapus, dan kalau melakukan lagi akan diusir dari konser. Dia laki-laki. Saya pikir, kejadiannya sama seperti perempuan tadi yang bandel.

Belum 20 menit selesai, para pemain orkestra sudah siap dan lampu segera dimatikan. Saya yang masih di pintu masuk agak panik karena sangat sulit mencari kursi jika lampu sudah dimatikan. Intinya, momen jeda tersebut sangat on time. Bagus!.

Saya baru tahu ternyata konduktor itu saat berinteraksi dengan penonton, harus agak semi stand up comedy gitu. Kemudian, ia harus memberikan jeda pada lagu-lagu tertentu dan memberikan waktu bagi para pemain musik berdiri dan menunduk ke penonton, kami pun bertepuk tangan. Ya tentu saja capek duduk terus sambil main musik.

Hal lainnya, mungkin Saya baru tahu kalau kekuatan visual berupa video menjadi konteks pada musik yang dibawa. Musik karakter, video karakter. Musik momen penting dalam game, videonya juga seperti itu. Ini seperti melihat bagaimana background music / song dibuat pada video di YouTube. Lighting berupa lampu sorot juga memperkuat suasana. Seperti di caption, ternyata yang dijual konser adalah hype, vibe, feel!. Karena dari segi kualitas audio, masih jauh lebih bagus apa yang di YouTube dan game didengarkan dengan earphone.

Konser ditutup dengan trailer karakter Furina. Penonton semangat dan sedih secara bersamaan. Oh iya lupa, kondektur bilang akan menyajikan "fifty song" dan dalam perhitungan Saya, hitungan lagu Fontaine itu sudah 40an lebih.

Haduh maaf terlewatkan. Tadi, setelah jeda, lagu dilanjut dengan Sumeru dan Fontaine. Semua lagu Archon ditampilkan, dan mayoritas lagu adalah husbu, bukan waifu hahaha. Kenapa hayo? dijelaskan di segmen 2 ya.

Setelah lagu Furina, penonton tepuk tangan dan konduktur pergi dari area. Lalu ia mendadak balik lagi dan segera membalik kertas untuk memulai lagu Natlan! Tentu saja itu adalah kejutan bagi kami, para penonton.

Awalnya agak ragu apakah lagu akan sampai Natlan mengingat ini region baru. Tapi ternyata mereka sudah menyiapkan semuanya!. Ketika satu lagu Natlan selesai, yang di trailer, konduktor memberikan gestur ke pemain musik untuk melanjutkan musik satu lagi. Atas hal tersebut, penonton riuh senang dan bertepuk tangan. Oh iya, tiap karakter yang ditampilkan, pasti selalu ada orang yang berteriak. Awalnya Saya merasa terganggu, tapi setelah dipikir-pikir, inilah bagian dari kemeriahan konser.

Saya lupa, sepertinya ada sekitar 3 lagu Natlan disajikan dan akhirnya konduktor pamit beserta para pemainnya. Setelah itu lampu dinyalakan dan kami diminta untuk meninggalkan area. Pemberi informasi tidak sengaja teriak senang karena acara sudah selesai dan kami pun tertawa.

Kami berfoto-foto di area mungkin sekitar setengah jam, setelah itu para security menyisir area dan mengusir kami yang masih di area. Kami pergi dengan jalur yang berbeda. Di lantai Tier 1, kami diarahkan ke gedung sebelah lewat jalur connector building. Di sana sama-sama menggunakan eskalator dan melewati Musholla yang cukup besar. Karena saat itu sudah Maghrib, Saya dan teman-teman berjanjian untuk bertemu di Musholla.

Selepas sholat maghrib, kami keluar dari gedung sebelah dan melewati depan gedung kami masuk tadi. Di sana sudah terlihat beberapa orang mulai antre untuk masuk di sesi 2. Saya pun ke parkiran bersama adik Saya dan ke Mall Artha Gading untuk makan bersama teman - teman Saya. Tamat.

Outro
Itu adalah pengalaman pribadi Saya. Mungkin bisa menjadi gambaran untukmu yang penasaran konser orkestra seperti apa, khususnya yang diselenggarakan di Jakarta International Expo. Begitu saja, terima kasih sudah membaca :).

Oh ya, kamu boleh kok sharing pengalaman yang serupa di sini hehe.


Didik Setiawan

Jumat, 13 Desember 2024
09.59

Segmen 2

Dari Genshin Orchestra, Saya Belajar Bahwa...

Orang yang menghadiri konser fokusnya bukan ke kualitas audio, tetapi rasa dan suasana.

Kalau biasanya saat denger lagu kita dapet musik yang asik dan lirik yang bikin bergedik, maka di konser hal itu nggak begitu terasa. Justru yang terasa adalah suasana ramai dari orang-orang yang satu frekuensi dengan kita dan setuju bahwa musik / lagu yang sedang didengarkan itu bagus. Kita sepakat, kita kompak, kita satu rasa dalam menikmati musik yang sama.

Oalah, akhirnya Saya paham sepenuhnya kenapa sebagian orang menggilai lagu Korea, lagu Jepang, lagu Barat, dan lagu lainnya sebegitu nggak warasnya. Ini semua tentang rasa. Pantas saja.

Ada kejanggalan dalam konser ini. Genshin ini kan jualan waifu biar player cowoknya betah, tetapi di konser justru yang dimunculin malah para husbu?. Apakah pengunjungnya mayoritas cewek?.

Setelah dipikir-pikir, balik lagi ke paragraf awal. Konser itu tentang 'rasa' dan perempuan adalah target pasar yang tepat. Dengan kata lain, segmentasi pasarnya dipisah: waifu diimplementasikan sebagai karakter gacha untuk player cowok karena suka main game dan rela ngabisin uang demi visual yang memanjakan. Sedangkan, konser adalah fan service untuk player cewek yang pastinya rela ngabisin uang demi sebuah perasaan.

Apakah harga segitu worth it? untuk pengalaman pertama konser berbayar bisa dikatakan sangat worth it. Sebagai konsumen, Saya jadi berpikir: apakah ngebela-belain ke Singapura atau bahkan Shanghai worth it untuk mengalami sebuah pengalaman 'rasa'?.


Didik Setiawan


Senin, 9 Desember 2024

14.04

Posting Komentar

0 Komentar