Saya sampai bosan menjumpai banyak komentar yang konsepnya 'langsung nggak mood kalo lagi cuci piring atau beres-beres rumah ketahuan ortu eh malah jadinya disuruh' dan akhirnya menyelesaikan dengan terpaksa atau bahkan tidak menyelesaikannya.
Sama juga dengan komentar yang bilang ngumpet – ngumpet kalo ngaji di rumah atau takut dibilang tumben dan memilih nggak jadi ngaji. Saya nggak akan pernah paham kerangka berpikir mereka. Mengapa?.
Karena Saya diamanahi sebagai anak pertama yang harus menjadi suri teladan bagi adik Saya. Saya nggak peduli dengan perasaan tersebut, yang penting di akhirat Saya punya bukti dan bisa bilang 'Ya Allah, Saya sudah berusaha menjadi teladan bagi adik Saya. Saya tetap mencuci piring dan mengaji ketika dibilang tumben oleh orang tua Saya tatkala teman seumuran Saya lebih memilih mengumpat dan bad mood'. Ya, ambisi Saya adalah pahala dan rida orang tua atas bahagia yang Saya berikan karena anaknya patuh, tidak seperti dirimu yang mengikuti ego.
Aku tidak akan pernah tahu betapa zalimnya orang tuamu dalam mengasuhmu sebagai anak hingga membuat dirimu terlalu takut untuk membuat mereka bahagia dengan hal baik yang kamu kerjakan dan lebih memilih ego pribadimu.
Atau mungkin saja kamu terlalu pengecut untuk berbicara hati ke hati dengan orang tuamu mengenai sindiran mereka yang kamu anggap sebagai ejekan atau cemooh? padahal itu hanyalah ketidakmampuan mereka dalam menyampaikan rasa cinta dan bangga pada anaknya yang berperilaku baik sebagai anak di rumah.
Didik Setiawan
Jumat, 10 Januari 2025
20.19
0 Komentar