Peringatan
Ini adalah sebuah tulisan dengan rating umur 17+ (Restricted) untuk konten seksual yang vulgar. Bukan tulisan yang mengarah pada berahi, melainkan sebuah penjelasan lengkap mengenai fenomena seksual. Hal ini mutlak dibutuhkan untuk memberikan pemahaman yang komprehensif mengenai sebuah kasus pelecehan seksual. Tidak diperkenankan membaca sebagian tulisan atau tidak menyelesaikan sampai akhir. Saya tidak bertanggung jawab atas segala dampak akibat pelanggaran yang terjadi.
Tambahan
1. Tulisan ini mengandung konteks agama yang diungkapkan secara eksplisit dengan agama Islam sebagai kacamatanya
2. Netral adalah kondisi yang bisa dianggap benar atau salah tergantung perspektif yang digunakan
I. Uraian permasalahan
2. Penasaran dengan dada B (yang menjadi alasan zoom in) (netral, salah dalam agama)
3. Gagal dalam mengendalikan nafsu (salah, khususnya dalam pandangan agama)
4. Menggunakan fasilitas kantor demi kepentingan pribadi (salah mutlak)
---
5. Apakah rasa penasaran A kepada dada B salah?
6. Apa latar belakang tindakan zoom in selain penasaran?
2. Berpakaian terbuka dan memperlihatkan belahan dada (netral, hanya salah jika dia Islam)
---
3. Apakah B memancing rasa penasaran sehingga A termotivasi?
4. Apakah pakaian B mengundang pelecehan?
5. Apakah pakaian B termasuk budaya Indonesia (baca: menunjukkan belahan dada dan lekuk tubuh)?
2. Segera memecat A (benar mutlak)
3. Segera menyampaikan permohonan maaf (benar mutlak)
---
4. Apakah C tidak becus dalam mengelola karyawan sehingga A bekerja di sana?
2. Buat video dan unggah ke media sosial aib temannya (tindakan zoom in) (netral karena sudah lumrah membeberkan aib teman di media sosial, salah dalam Islam, kurang ajar dalam etika)
3. Buat video dan unggah ke media sosial teman yang sedang melakukan tindakan pelecehan seksual (debatable: benar dan salah bisa terjadi secara bersamaan terkait motif D)
---
4. Apakah D adalah teman yang brengsek (dalam perspektif persahabatan) karena tindakannya yang ceroboh (videokan dan unggah tindakan A)?
5. Posisi D sebagai pelapor pelecehan seksual?
6. Posisi D yang debatable?
Silakan dipikirkan dan direnungkan. Selanjutnya Saya akan membahasanya. Saya akan bahas per poin menyesuaikan segmen yang Saya buat.
Sudah sangat jelas bahwa kasus ini adalah penyalahgunaan wewenang yang diberikan oleh perusahaan. Zoom in hanya boleh dilakukan untuk keperluan keamanan.
Tambahan
1. Tulisan ini mengandung konteks agama yang diungkapkan secara eksplisit dengan agama Islam sebagai kacamatanya
2. Netral adalah kondisi yang bisa dianggap benar atau salah tergantung perspektif yang digunakan
Kasus
Si A zoom in ke dada B yang pakaian atasnya terbuka dan memperlihatkan belahan dada menggunakan komputer perusahaan C. Tindakannya divideokan dan diunggah ke media sosial oleh D. C sudah membebastugaskan A.I. Uraian permasalahan
A
1. Melihat dada B dengan sengaja (netral, salah dalam agama)2. Penasaran dengan dada B (yang menjadi alasan zoom in) (netral, salah dalam agama)
3. Gagal dalam mengendalikan nafsu (salah, khususnya dalam pandangan agama)
4. Menggunakan fasilitas kantor demi kepentingan pribadi (salah mutlak)
---
5. Apakah rasa penasaran A kepada dada B salah?
6. Apa latar belakang tindakan zoom in selain penasaran?
B
1. Pergi ke C (tidak salah mutlak)2. Berpakaian terbuka dan memperlihatkan belahan dada (netral, hanya salah jika dia Islam)
---
3. Apakah B memancing rasa penasaran sehingga A termotivasi?
4. Apakah pakaian B mengundang pelecehan?
5. Apakah pakaian B termasuk budaya Indonesia (baca: menunjukkan belahan dada dan lekuk tubuh)?
C
1. Tidak mengetahui ada karyawannya yang bandel (netral, hanya salah jika C tahu tapi membiarkan)2. Segera memecat A (benar mutlak)
3. Segera menyampaikan permohonan maaf (benar mutlak)
---
4. Apakah C tidak becus dalam mengelola karyawan sehingga A bekerja di sana?
D
1. Buat video dan unggah ke media sosial (netral, benar atau salah tergantung konten)2. Buat video dan unggah ke media sosial aib temannya (tindakan zoom in) (netral karena sudah lumrah membeberkan aib teman di media sosial, salah dalam Islam, kurang ajar dalam etika)
3. Buat video dan unggah ke media sosial teman yang sedang melakukan tindakan pelecehan seksual (debatable: benar dan salah bisa terjadi secara bersamaan terkait motif D)
---
4. Apakah D adalah teman yang brengsek (dalam perspektif persahabatan) karena tindakannya yang ceroboh (videokan dan unggah tindakan A)?
5. Posisi D sebagai pelapor pelecehan seksual?
6. Posisi D yang debatable?
Silakan dipikirkan dan direnungkan. Selanjutnya Saya akan membahasanya. Saya akan bahas per poin menyesuaikan segmen yang Saya buat.
A
4. Menggunakan fasilitas kantor demi kepentingan pribadi (salah mutlak)Sudah sangat jelas bahwa kasus ini adalah penyalahgunaan wewenang yang diberikan oleh perusahaan. Zoom in hanya boleh dilakukan untuk keperluan keamanan.
6. Apa latar belakang tindakan zoom in selain penasaran?
Berita menyatakan bahwa A iseng. Iseng adalah sebuah alasan yang jelas, bukan karena gaji buta atau tidak ada pekerjaan, melainkan sebuah dorongan motivasi yang tidak penting. Sama seperti isengnya kita memutar ponsel di lantai.
Cuma orang bodoh, tolol, goblok yang mengatakan bahwa pergi ke C adalah sebuah kesalahan. Kalau mereka berdalih "coba kalo nggak ke C, pasti nggak terjadi pelecehan di sana". Ya, benar mutlak. Tapi siapa yang bisa menjamin di tempat lain tidak terjadi pelecehan? kita hidup di alam liar, banyak hal yang tak terduga di luar sana yang tidak bisa dihindarkan meskipun sudah diantisipasi dengan beragam cara. Banyak pelecehan seksual di luar sana. Hanya saja, kita tidak mengetahuinya karena dilakukan secara tersembunyi dan sama sekali tidak diketahui -dan disadari- oleh korban.
Berita menyatakan bahwa A iseng. Iseng adalah sebuah alasan yang jelas, bukan karena gaji buta atau tidak ada pekerjaan, melainkan sebuah dorongan motivasi yang tidak penting. Sama seperti isengnya kita memutar ponsel di lantai.
B
1. Pergi ke C (tidak salah mutlak)Cuma orang bodoh, tolol, goblok yang mengatakan bahwa pergi ke C adalah sebuah kesalahan. Kalau mereka berdalih "coba kalo nggak ke C, pasti nggak terjadi pelecehan di sana". Ya, benar mutlak. Tapi siapa yang bisa menjamin di tempat lain tidak terjadi pelecehan? kita hidup di alam liar, banyak hal yang tak terduga di luar sana yang tidak bisa dihindarkan meskipun sudah diantisipasi dengan beragam cara. Banyak pelecehan seksual di luar sana. Hanya saja, kita tidak mengetahuinya karena dilakukan secara tersembunyi dan sama sekali tidak diketahui -dan disadari- oleh korban.
5. Apakah pakaian B termasuk budaya Indonesia (baca: menunjukkan belahan dada dan lekuk tubuh)?
Ya, tentu saja. Indonesia memiliki budaya pakaian yang memperlihatkan lekuk tubuh perempuan, misalnya kebaya. Bahkan, ada banyak pakaian daerah yang memang sengaja menunjukkan belahan dada lengkap dengan keterbukaannya (misal kemben). Ini selaras dengan sebagian budaya pakaian laki-laki Indonesia yang membiarkan bagian dada terbuka (misal dodotan). Benar, pakaian tertutup adalah budaya asing. Substansi pakaian B mencerminkan kebudayaan Indonesia dengan mode pakaian yang berbeda (baca: mode budaya barat). Satu hal yang perlu diingat adalah meskipun pakaian Indonesia menunjukkan lekuk tubuh dan terbuka, mayoritas budaya pakaian kita adalah pakaian panjang; sebuah pakaian yang menutup mayoritas permukaan kulit. So, pakaian minim sudah jelas bukan budaya kita (ini debatable jika merujuk pada sebagian kecil budaya pakaian Indonesia yang memang minim).
Karyawan bandel adalah sebuah keniscayaan. Persis teman-teman kita yang membicarakan aib perusahaan di media sosial, memblokir atasan, menjelek-jelekkan perusahaan sendiri saat reuni, dan tindakan bandel lainnya. Perilaku manusia semacam ini hampir tidak bisa dikendalikan, terlebih jika sifatnya disembunyikan dalam integritas kerja. Perilaku ini pure dari manusia, sangat sulit bagi perusahaan untuk melakukan intervensi. Kalau C sudah tahu sejak lama dan membiarkan A, C bisa digugat ke pengadilan atas kelalaiannya dalam memanajemen karyawan.
Ya, tentu saja. Indonesia memiliki budaya pakaian yang memperlihatkan lekuk tubuh perempuan, misalnya kebaya. Bahkan, ada banyak pakaian daerah yang memang sengaja menunjukkan belahan dada lengkap dengan keterbukaannya (misal kemben). Ini selaras dengan sebagian budaya pakaian laki-laki Indonesia yang membiarkan bagian dada terbuka (misal dodotan). Benar, pakaian tertutup adalah budaya asing. Substansi pakaian B mencerminkan kebudayaan Indonesia dengan mode pakaian yang berbeda (baca: mode budaya barat). Satu hal yang perlu diingat adalah meskipun pakaian Indonesia menunjukkan lekuk tubuh dan terbuka, mayoritas budaya pakaian kita adalah pakaian panjang; sebuah pakaian yang menutup mayoritas permukaan kulit. So, pakaian minim sudah jelas bukan budaya kita (ini debatable jika merujuk pada sebagian kecil budaya pakaian Indonesia yang memang minim).
C
1. Tidak mengetahui ada karyawannya yang bandel (netral, hanya salah jika C tahu tapi membiarkan)Karyawan bandel adalah sebuah keniscayaan. Persis teman-teman kita yang membicarakan aib perusahaan di media sosial, memblokir atasan, menjelek-jelekkan perusahaan sendiri saat reuni, dan tindakan bandel lainnya. Perilaku manusia semacam ini hampir tidak bisa dikendalikan, terlebih jika sifatnya disembunyikan dalam integritas kerja. Perilaku ini pure dari manusia, sangat sulit bagi perusahaan untuk melakukan intervensi. Kalau C sudah tahu sejak lama dan membiarkan A, C bisa digugat ke pengadilan atas kelalaiannya dalam memanajemen karyawan.
2. Segera memecat A (benar mutlak)
Kalau tidak segera, masyarakat akan menyerang C.
Kalau tidak segera, masyarakat akan menyerang C.
3. Segera menyampaikan permohonan maaf (benar mutlak)
Jawaban nomor sebelumnya.
Jawaban nomor sebelumnya.
4. Apakah C tidak becus dalam mengelola karyawan sehingga A bekerja di sana?
Tidak ada yang tahu. Perlu dilakukan investigasi mendalam terkait manajemen SDM di C. Hanya saja, pasti C sudah melakukan seleksi ketat sesuai dengan nilai-nilai perusahaan sebelum menerima A menjadi bagiannya. Saya juga sangat yakin bahwa C tidak melegalkan pelecehan seksual di perusahaannya. Tindakan A tidak mencerminkan kegagalan sistem C karena kejadian ini adalah sebuah kasus khusus dalam penyalahgunaan wewenang (kasus umum seperti korupsi, penipuan, pencurian, dll.).
Hak kebebasan berpendapat, beropini, berekspresi, dst.
Tidak ada yang tahu. Perlu dilakukan investigasi mendalam terkait manajemen SDM di C. Hanya saja, pasti C sudah melakukan seleksi ketat sesuai dengan nilai-nilai perusahaan sebelum menerima A menjadi bagiannya. Saya juga sangat yakin bahwa C tidak melegalkan pelecehan seksual di perusahaannya. Tindakan A tidak mencerminkan kegagalan sistem C karena kejadian ini adalah sebuah kasus khusus dalam penyalahgunaan wewenang (kasus umum seperti korupsi, penipuan, pencurian, dll.).
D
1. Buat video dan unggah ke media sosial (netral, benar atau salah tergantung konten)Hak kebebasan berpendapat, beropini, berekspresi, dst.
2. Buat video dan unggah ke media sosial aib temannya (tindakan zoom in) (netral karena sudah lumrah membeberkan aib teman di media sosial, salah dalam Islam, kurang ajar dalam etika)
Cek media sosial masing-masing dan nikmati pembeberan aib orang-orang yang dilakukan oleh temannya sendiri. Lumrah bukan karena benar, melainkan sebagai sebuah 'tanda' kalau orang tersebut punya hubungan yang akrab. Bukankah sudah menjadi pengetahuan umum jikalau semakin akrab semakin tidak sopan dan semakin kurang ajar?.
Cek media sosial masing-masing dan nikmati pembeberan aib orang-orang yang dilakukan oleh temannya sendiri. Lumrah bukan karena benar, melainkan sebagai sebuah 'tanda' kalau orang tersebut punya hubungan yang akrab. Bukankah sudah menjadi pengetahuan umum jikalau semakin akrab semakin tidak sopan dan semakin kurang ajar?.
3. Buat video dan unggah ke media sosial teman yang sedang melakukan tindakan pelecehan seksual (debatable: benar dan salah bisa terjadi secara bersamaan terkait motif D)
Benar:
Benar:
1. Ingin melaporkan tapi tidak tahu bagaimana harus melapor
Salah
1. Membiarkan pelecehan terjadi
2. Ikut menikmati apa yang dilakukan temannya
3. Menjadikan hiburan (penindasan kepada perempuan secara tidak langsung)
4. Mengejar popularitas atau mencari sensasi
Alasan fatal
1. Iseng saja (ceroboh, tidak memikirkan dampak yang akan terjadi)
1. Membiarkan pelecehan terjadi
2. Ikut menikmati apa yang dilakukan temannya
3. Menjadikan hiburan (penindasan kepada perempuan secara tidak langsung)
4. Mengejar popularitas atau mencari sensasi
Alasan fatal
1. Iseng saja (ceroboh, tidak memikirkan dampak yang akan terjadi)
4. Apakah D adalah teman yang brengsek (dalam perspektif persahabatan) karena tindakannya yang ceroboh (videokan dan unggah tindakan A)?
Ya, dalam perspektif persahabatan yang jauh dari agama. Sebagian persahabatan yang tidak melibatkan agama dalam hubungannya kerap kali menggunakan media terlarang dalam menyatukan sebuah ikatan. Sebut saja miras, konten porno, dan bahkan perilaku kriminal. Ya adalah jawaban yang tepat jika ternyata mereka memiliki ikatan partner in crime dalam definisi harfiah. Karena tindakan D berhasil menghancurkan kehidupan A, brengsek secara harfiah.
Ya, dalam perspektif persahabatan yang jauh dari agama. Sebagian persahabatan yang tidak melibatkan agama dalam hubungannya kerap kali menggunakan media terlarang dalam menyatukan sebuah ikatan. Sebut saja miras, konten porno, dan bahkan perilaku kriminal. Ya adalah jawaban yang tepat jika ternyata mereka memiliki ikatan partner in crime dalam definisi harfiah. Karena tindakan D berhasil menghancurkan kehidupan A, brengsek secara harfiah.
Loh, jadi berpihak pada si A?
Tidak, yang ingin Saya sampaikan adalah dalam kasus khusus ini, kasus partner in crime (melakukan tindakan tidak baik secara bersama-sama), posisi D adalah seorang pengkhianat.
5. Posisi D sebagai pelapor pelecehan seksual?
Tanpa D kita mungkin tidak akan tahu bahwa terdapat kasus pelecehan semacam ini. Secara teknis, dia adalah pelapor. Akan tetapi, publikasinya menyebabkan dia juga terjebak dalam kasus yang sama, dengan tuduhan pelecehan berencana.
Tanpa D kita mungkin tidak akan tahu bahwa terdapat kasus pelecehan semacam ini. Secara teknis, dia adalah pelapor. Akan tetapi, publikasinya menyebabkan dia juga terjebak dalam kasus yang sama, dengan tuduhan pelecehan berencana.
6. Posisi D yang debatable?
Posisi D bisa benar sebagai pelapor, bisa salah karena melapor ke tempat umum (mempublikasikan = mempermalukan pelaku, mempermalukan korban, mempermalukan perusahaan). Poinnya telah dibahas pada bagian D nomor 3.
Posisi D bisa benar sebagai pelapor, bisa salah karena melapor ke tempat umum (mempublikasikan = mempermalukan pelaku, mempermalukan korban, mempermalukan perusahaan). Poinnya telah dibahas pada bagian D nomor 3.
II. Motivasi dasar
Pada bagian ini Saya sangat mengharapkan penyimakan dengan sangat baik oleh perempuan agar mereka tahu apa yang sebenarnya terjadi pada laki-laki. Yang akan kamu dapatkan adalah sebuah fakta empiris dan perspektif laki-laki (Saya, pengalaman teman-teman, observasi, studi literatur, dll.). Ini adalah gambaran besar yang mungkin akan sulit perempuan dapatkan karena -rasanya- tidak mungkin bagi perempuan menanyakan langsung ke laki-laki dan laki-laki pun sepertinya tidak akan menceritakan hal seperti ini kepada perempuan.Saya tidak akan pernah bosan untuk menyampaikan rekomendasi video penjelasan fenomena seksual yang sangat jelas dan cukup lengkap mengenai ketertarikan seksual antara laki-laki dan perempuan pada video Naked Science – What’s Sexy?. Direkomendasikan dengan sangat keras untuk menonton video tersebut.
Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa "turun dari mata jatuh ke hati" adalah sebuah kenyataan yang tak terbantahkan. Karena hati tidak bisa dilihat, maka apa yang dilihat adalah apa yang ada di permukaannya. Silakan cari sendiri penjelasan ilmiahnya mengapa laki-laki begitu tertarik pada dada perempuan.
A
1. Melihat dada B dengan sengaja (netral, salah dalam agama)Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa "turun dari mata jatuh ke hati" adalah sebuah kenyataan yang tak terbantahkan. Karena hati tidak bisa dilihat, maka apa yang dilihat adalah apa yang ada di permukaannya. Silakan cari sendiri penjelasan ilmiahnya mengapa laki-laki begitu tertarik pada dada perempuan.
Apa yang sebenarnya terjadi (keinginan melihat dada perempuan) pada diri laki-laki sejatinya merupakan sebuah dorongan alamiah (baca: naluri) sebagaimana dorongan mencari minum tatkala haus. Benar, akar dari naluri ini adalah tiga kebutuhan dasar manusia: makan, tidur, dan seks.
Kondisi ini sangat diperberat dengan hasrat laki-laki yang cenderung menilai lawan jenis dengan fisik sebagai acuan utamanya. Saya rasa, kamu sebagai perempuan sudah menyadari bahwa definisi fisik di sini tidak sesempit wajah yang cantik dan tubuh yang semampai saja, tetapi juga termasuk di dalamnya ukuran dada yang besar.
Kondisi ini sangat diperberat dengan hasrat laki-laki yang cenderung menilai lawan jenis dengan fisik sebagai acuan utamanya. Saya rasa, kamu sebagai perempuan sudah menyadari bahwa definisi fisik di sini tidak sesempit wajah yang cantik dan tubuh yang semampai saja, tetapi juga termasuk di dalamnya ukuran dada yang besar.
Apa kamu risi? lalu bagaimana caranya biar nggak dilihat?
Ya tutup saja. Apa pun yang menutup dadamu akan mengalihkan pikiran laki-laki untuk menganalisis dadamu (ini terjadi otomatis dan tidak bisa dikendalikan, persis seperti refleks kaget saat jatuh). Satu hal lagi, dada dan wajah berada dalam sudut pandang penglihatan yang sama. Tidak perlu menggerakkan bola mata atau bahkan kepala jika laki-laki ingin melihat dadamu karena sudah tercakup dalam sudut pandang melihat wajah. Sekarang apa kamu paham mengapa anjuran atau bahkan perintah menutup dada pada perempuan begitu keras?
Namanya juga dada perempuan, meskipun ditutup maksimal tetap aja terlihat menonjolTulisan tersebut disuarakan oleh perempuan. Ya, benar, tak terbantahkan. Menurut Saya pribadi, ini adalah kesulitan tersendiri bagi para perempuan. Meskipun demikian, berdasarkan observasi, Saya sudah sering menemukan perempuan yang berhasil menyembunyikan (atau mungkin menyamarkan) bentuk dadanya dengan gaya kerudung yang tepat (benda yang menutup dada disempitkan dengan kerudung, jilbab, dkk.). Cara mainstream yang digunakan adalah dengan lekukan pada jilbab atau sebuah bros/pin yang digunakan untuk mengaitkan jilbab. Lekukan jilbab berhasil mutlak mengaburkan visualisasi bentuk dada pada perempuan, sedangkan bros atau pin berhasil mengalihkan fokus mata dari warna jilbab yang polos. Jilbab motif juga ampuh sebagai pengalih karena membuat mata fokus pada analisis warna dan kesesuaian wajah "wah cantik ya dengan warna itu, pas, dst.". Fokus yang berbelok pada wajah (bukan lagi dada) membuat perempuan terlihat makin cantik karena 'hanya wajah' yang bisa diamati dan/atau dinikmati. Catatan penting lainnya adalah meski pun berhasil ditutupi, tetap saja bentuk tubuh masih bisa terlihat dari samping. Serta, terkadang sebagian perempuan (entah lupa entah sengaja) kerap kali menggunakan tas selempang yang membelah dadanya sehingga tervisualisasikan dengan sangat jelas ukurannya. Saya rasa kamu butuh informasi tersebut demi kebaikanmu.
2. Penasaran dengan dada B (yang menjadi alasan zoom in) (netral, salah dalam agama)
Ada suatu komentar yang menarik, katanya "kenapa nggak nonton bokep aja? daripada cuma kelihatan dada sedikit". Apa kamu juga berpikiran demikian?.
Ada suatu komentar yang menarik, katanya "kenapa nggak nonton bokep aja? daripada cuma kelihatan dada sedikit". Apa kamu juga berpikiran demikian?.
Ada dua jawaban yang sangat sederhana dan begitu banyak analogi yang sering dijumpai untuk menjawab pertanyaan tersebut. Mari Saya pancing dengan beberapa pertanyaan.
- Mengapa acara live terasa lebih seru? (pertandingan bola, game, berita, dll.)
- Kenapa majalah dewasa komersial (misalnya Playboy deh) tidak memberikan gambar telanjang total?
Sebagai informasi tambahan, industri porno sudah menggunakan informasi ini sejak lama untuk mendulang uang secara masif. Mereka memanfaatkan kenikmatan pikiran penonton atas kemampuannya berfantasi, berkhayal, dan berimajinasi yang dipicu oleh rangsangan seksual yang nanggung. Sekarang kamu paham kan mengapa menjaga pandangan dari lawan jenis merupakan hal yang sangat berat khususnya bagi laki-laki?.
5. Apakah rasa penasaran A kepada dada B salah?
Agak sulit menjawab benar atau salah atas rasa penasaran yang merupakan naluri alamiah. Dalam kasus ini salah mutlak diberikan karena menggunakan fasilitas kantor. Jika dilakukan secara diam-diam, maka yang bisa menyalahkan hanyalah sudut pandang agama. Kalau pun kamu mau menyalahkan dalam sudut pandang etika, maka lagi-lagi pasti terbentur dengan tempat kejadian perkara -atau budaya setempat- dan tentu saja tidak akan ada yang bisa mengendalikan etika dan perilaku seseorang tatkala sendirian (kecuali keimanan).
Agak sulit menjawab benar atau salah atas rasa penasaran yang merupakan naluri alamiah. Dalam kasus ini salah mutlak diberikan karena menggunakan fasilitas kantor. Jika dilakukan secara diam-diam, maka yang bisa menyalahkan hanyalah sudut pandang agama. Kalau pun kamu mau menyalahkan dalam sudut pandang etika, maka lagi-lagi pasti terbentur dengan tempat kejadian perkara -atau budaya setempat- dan tentu saja tidak akan ada yang bisa mengendalikan etika dan perilaku seseorang tatkala sendirian (kecuali keimanan).
B
3. Apakah B memancing rasa penasaran sehingga A termotivasi?Perlu ditegaskan bahwa ada dua kejadian di sini. Pertama, apakah B begitu menarik atau memancing (B sebagai subjek keseluruhan, bukan dada B saja)? Kedua, apakah motivasi A hanyalah karena dada B (karena ia zoom in ke dada B)?.
Jawaban pertama dapat dengan mudah didapatkan. Adalah sebuah fakta yang tak terhindarkan bahwa belahan dada perempuan yang terbuka selalu berhasil menarik laki-laki untuk melihatnya (hanya agama dan kondisi khusus yang menyebabkan laki-laki tidak tertarik untuk melihat, seperti gay, puasa melihat perempuan, dll.).
Ketertarikan ini hampir bisa dikatakan terlepas dari subjek keseluruhan, alias dada B sebagai objek. Karena A adalah laki-laki, maka sangat alamiah dan wajar kalau ia tertarik sehingga timbullah rasa penasaran.
Kedua, jawaban 'cuma iseng' dari pelaku adalah jawaban yang ambigu dalam kasus ini. Ambigu di sini bukan berarti alasan yang lemah, melainkan bisa memiliki makna yang mungkin melampaui dari apa yang sudah kita duga (kalau memang pure ambigu ya sudah). Yang perlu diselidiki adalah apakah B satu-satunya korban?. Sehingga, motivasi A kepada dada B bukan karena rasa penasaran kepada si B secara personal, melainkan karena objektivitas dari dada perempuan. Sebenarnya, perlu penyelidikan mendalam untuk menemukan titik terang dalam mengungkap entitas ketertarikan mengingat berita mengatakan bahwa pelaku mengenal korban.
Oke, mari kita gabungkan sebagai pertanyaan utuh. A terpancing pada dada B, apakah ia penasaran? Jika jawabannya ‘tidak’, maka kasus ini akan semakin aneh. Tidak tertarik tapi mengapa zoom in?. Akhirnya, kita paham bahwa satu-satunya jawaban yang paling masuk akal adalah 'ya'. Pertanyaannya selanjutnya mungkin sepele.
Kalau ia penasaran, apa yang membuatnya penasaran? kita paham bahwa zoom in tidak akan memberikan sebuah keajaiban berupa 'pakaian yang menjadi tembus pandang' atau 'membuat B membuka pakaiannya'. Di titik ini kita mulai menelusuri sebuah dasar pikiran laki-laki yang mungkin jarang terungkap (karena normalnya tidak akan ada laki-laki yang mau mengungkapkannya secara eksplisit).
Zoom in memberikan kita sebuah gambar yang lebih jelas, setuju?. Ia tidak akan membuat pakaian menjadi transparan (terlihat tembus pandang) atau pun membuka bagian yang tertutup. Zoom in memberikan sebuah fitur yang lebih jelas terkait proses pencitraan yang samar terkait warna dan komposisi sebagai efek jarak kamera ke objek yang dituju. Ini yang perlu dipahami.
Warna dan komposisi dari objek yang diperjelas dapat memberikan detail gambar yang lebih baik dan menyempurnakan interpretasi visual terhadap objek yang ingin diamati, masih setuju ya.
Lantas, apa yang bisa didapatkan dari sebuah informasi warna dan komposisi pada suatu objek? tentu saja sebuah dimensi kedalaman dan pembangunan kesan tiga dimensi, karena dimensi panjang dan lebar bisa didapatkan tanpa melakukan zoom in. Pada konteks dada perempuan, tidak lain dan tidak bukan tujuannya adalah mengetahui ukuran dada perempuan tersebut, atau mudahnya ‘seberapa besar dada B?’.
Akhirnya kita kembali lagi ke sini. Mungkin ada yang bertanya-tanya "terus kenapa kalau besar atau kecil?" atau "apa standar besar atau kecil menurut laki-laki?". Ini mungkin agak menjijikkan (atau mungkin biasa saja?) membicarakan hal seperti ini secara eksplisit, tapi izinkan Saya untuk menjabarkan apa yang sudah Saya temukan.
Seperti yang sudah Saya katakan sebelumnya, ukuran dada berpengaruh besar, bahkan sangat besar, pada daya tarik seksual perempuan. Daya tarik ini tentu bisa membawa petaka jika tidak dijaga sebagaimana mestinya karena tidak semua laki-laki pandai mengendalikan nalurinya (baca: nafsu). Saya menemukan bahwa besar dada perempuan yang cukup memicu rasa penasaran berada di sekitar ukuran 36 D*.
---
* Beri Saya kesempatan untuk memberikan penjelasan dan klarifikasi terkait hal ini. Saya sama sekali tidak tahu wujud fisik ukuran tersebut, pengetahuan yang Saya miliki hanya sebatas angka. Data ini Saya dapatkan di banyak postingan meme Facebook yang beraroma dirty joke. Sudah menjadi kebiasaan umum menjadikan kolom komentar sebagai ajang berbagi link bokep, body shaming, dan debat ukuran dada. Meskipun bokep selalu diagung-agungkan sebagai media pemersatu umat, ukuran dada perempuan selalu menjadi perdebatan yang hampir tak mengenal akhir. 34 36 38 dan C D E adalah angka dan huruf yang selalu muncul di tiap perdebatan (Saya mengambil median) dengan komentator adalah orang-orang usia belasan tahun yang menggunakan referensi artis porno dan teman sekolah mereka. Ya, mereka mengambil referensi juga ke teman sekolah mereka.
---
* Beri Saya kesempatan untuk memberikan penjelasan dan klarifikasi terkait hal ini. Saya sama sekali tidak tahu wujud fisik ukuran tersebut, pengetahuan yang Saya miliki hanya sebatas angka. Data ini Saya dapatkan di banyak postingan meme Facebook yang beraroma dirty joke. Sudah menjadi kebiasaan umum menjadikan kolom komentar sebagai ajang berbagi link bokep, body shaming, dan debat ukuran dada. Meskipun bokep selalu diagung-agungkan sebagai media pemersatu umat, ukuran dada perempuan selalu menjadi perdebatan yang hampir tak mengenal akhir. 34 36 38 dan C D E adalah angka dan huruf yang selalu muncul di tiap perdebatan (Saya mengambil median) dengan komentator adalah orang-orang usia belasan tahun yang menggunakan referensi artis porno dan teman sekolah mereka. Ya, mereka mengambil referensi juga ke teman sekolah mereka.
Akses Saya ke postingan dirty joke disebabkan Saya dan teman Facebook merupakan penggemar meme dan shitpost. Meme yang Saya share netral, tapi terkadang tidak dengan teman Saya. Saya suka menyimak komentar pada postingan mereka dan di sanalah Saya mendapatkan data ini. Kenapa Saya bisa bertemu dan berinteraksi dengan teman Facebook yang sama-sama suka share meme? ya karena algoritma Facebook seperti itu, filter bubble.
---
---
4. Apakah pakaian B mengundang pelecehan?
Kasus pelecehan seksual sering kali merupakan kejadian saling bebas. Saling bebas di sini bermakna tidak ada hubungan antara pakaian korban dengan motivasi pelaku. Terlalu banyak kasus yang memberikan kita sebuah fakta bahwa kejadian pelecehan juga sering terjadi pada mereka yang menggunakan pakaian rapat. Kasus yang paling sering terjadi adalah catcalling dan begal payudara. Dua kasus ini adalah pelecehan yang dilakukan dengan niat yang sangat disengaja. Tentu saja ada niat yang 'baru sengaja' ketika muncul sebuah momen dan kesempatan, seperti kasus pelecehan di kendaraan umum. Sama seperti pencurian yang terkadang terjadi karena adanya kesempatan, banyak juga kasus pelecehan yang berawal dari hal yang tidak disengaja.
Kasus pelecehan seksual sering kali merupakan kejadian saling bebas. Saling bebas di sini bermakna tidak ada hubungan antara pakaian korban dengan motivasi pelaku. Terlalu banyak kasus yang memberikan kita sebuah fakta bahwa kejadian pelecehan juga sering terjadi pada mereka yang menggunakan pakaian rapat. Kasus yang paling sering terjadi adalah catcalling dan begal payudara. Dua kasus ini adalah pelecehan yang dilakukan dengan niat yang sangat disengaja. Tentu saja ada niat yang 'baru sengaja' ketika muncul sebuah momen dan kesempatan, seperti kasus pelecehan di kendaraan umum. Sama seperti pencurian yang terkadang terjadi karena adanya kesempatan, banyak juga kasus pelecehan yang berawal dari hal yang tidak disengaja.
Hanya saja, sebagian dari kita yang melek dan peduli dengan isu pelecehan seksual sudah tidak menganggap hal tersebut sebagai alasan pembelaan. Secara kasar, Saya menyebutnya sebagai toxic SJW, mereka ini sudah tidak menghiraukan lagi alasan yang ada. Sebagaimana para toxic depression yang memukul rata toxic positivity kepada setiap orang yang peduli dengannya tapi tak tahu bagaimana harus bertindak.
Sejujurnya, Saya pribadi tidak mengetahui sama sekali alasan orang-orang yang menahan nafsu selain karena agama memberikannya ancaman. Karena, kalau berbicara mengenai etika dan kebudayaan, keduanya bisa dimanipulasi dan disembunyikan dari pandangan publik. Oleh sebab itu, Saya pikir mayoritas manusia dapat mengendalikan nafsunya (khususnya berahi) disebabkan rasa takutnya kepada Tuhan, bukan cercaan masyarakat.
III. Dasar aturan rumit (yang mungkin menjengkelkan)
A
3. Gagal dalam mengendalikan nafsu (salah, khususnya dalam pandangan agama)Sejujurnya, Saya pribadi tidak mengetahui sama sekali alasan orang-orang yang menahan nafsu selain karena agama memberikannya ancaman. Karena, kalau berbicara mengenai etika dan kebudayaan, keduanya bisa dimanipulasi dan disembunyikan dari pandangan publik. Oleh sebab itu, Saya pikir mayoritas manusia dapat mengendalikan nafsunya (khususnya berahi) disebabkan rasa takutnya kepada Tuhan, bukan cercaan masyarakat.
Manusia, semua manusia mungkin terkesan dipaksa taat pada ketentuan agama. Ancaman siksa neraka dengan aturan yang begitu mengekang mungkin terkesan tidak adil. Sejatinya, aturan tersebut digunakan untuk mengendalikan nafsu dengan cara yang sangat memaksa.
Sebenarnya, secara jelas manusia pun diberikan motivasi untuk menahan dan menunda nafsunya untuk di akhirat kelak. Tidak perlu Saya arahkan dalil mana yang dirujuk, satu hal yang pasti, hal ini selalu dijadikan bahan debat para anti agama, terlalu kasar, sekuler deh. Itu loh, golongan yang bilang kalo penganut agama (Islam) bisa taat karena termotivasi hubungan seksual dengan bidadari di surga. Merekalah para manusia yang terus berjuang untuk memisahkan agama dari kehidupan, mereka yang hanya paham agama sebagai sebuah ritual belaka dan keberadaannya pada sendi kehidupan hanya membawa ketidaknyamanan dan kekacauan.
2. Berpakaian terbuka dan memperlihatkan belahan dada (netral, hanya salah jika dia Islam)
Diksi 'menjaga pandangan' jauh lebih relevan sekarang ini jika dibandingkan dengan 'menundukkan pandangan', betul kan?. Proses penjagaan ini diancam dengan dosa dan dimotivasi dengan pahala, persis penjelasan poin sebelumnya.
Diksi 'menjaga pandangan' jauh lebih relevan sekarang ini jika dibandingkan dengan 'menundukkan pandangan', betul kan?. Proses penjagaan ini diancam dengan dosa dan dimotivasi dengan pahala, persis penjelasan poin sebelumnya.
Kemudian kita mungkin berpikir, mengapa agama begitu mengekang kebebasan? kalau kata golongan feminin "tubuh kita adalah hak kita, kita punya hak sepenuhnya atas kebebasan tubuh". Terkesan benar dan Saya setuju memang benar. Agama memberikan sebuah sistem preventif yang keras, bahkan sangat keras untuk menjaga dan mengantisipasi semua kemungkinan buruk yang terjadi. Ini mirip seperti membakar gudang hasil panen demi membunuh seekor tikus.
Poinnya adalah menurunkan probabilitas terjadinya hal buruk, hal yang tidak diinginkan oleh manusia normal. Kamu salah paham jika beranggapan dengan melakukan tindakan preventif akan menyelamatkanmu 100%, tidak, tidak sehebat itu. Aturan agama yang ditaati akan dibayar dengan pahala, pelanggaran dengan dosa. Sebuah pemaksaan dan pengekangan yang sangat luar biasa.
Dengan jaminan yang tidak 100% aman, sekaan-akan agama merenggut kebebasan akan hak tubuh. Benar begitu? Ya, benar, tak terbantahkan.
Dengan jaminan yang tidak 100% aman, sekaan-akan agama merenggut kebebasan akan hak tubuh. Benar begitu? Ya, benar, tak terbantahkan.
Sayangnya, sampai sekarang Saya tidak pernah berhasil menemukan sebuah sistem preventif yang lebih sempurna daripada sistem agama: harus menjaga pandangan, tidak boleh berduaan, tidak boleh bersentuhan fisik, harus menjaga interaksi, dll. Sampai detik ini, sistem agama adalah sistem yang paling rumit, menjengkelkan, dan sempurna.
IV. Sekilas melihat Najwa Shihab
Segmen ini sangat sedikit hubungannya dengan pelecehan seksual. Bagian ini hanya terhubung dengan konsep menjaga pandangan sebagaimana yang disebutkan di bagian Dasar aturan rumit.Ayahnya adalah sosok terkemuka, khususnya dibidang tafsir. Saya sendiri tidak tahu apa alasan beliau membebaskan anaknya untuk tidak berjilbab, tapi mari kita telusuri.
Perintah menjulurkan jilbab hingga ke dada dan larangan perempuan untuk menunjukkan lekuk tubuh telah sangat jelas alasan dan kegunaannya di bagian atas. Sederhananya, pelanggaran akan memicu nafsu laki-laki. Satu pertanyaan yang kemudian muncul, apakah pelanggaran oleh Najwa Shihab membuat laki-laki berpikiran macam-macam?.
Tidak ada yang tahu jawaban sebenarnya. Akan tetapi, Saya rasa mayoritas orang setuju jika kesan pertama pada Najwa Shihab adalah sosok wanita cantik nan cerdas, benar begitu?. Lain halnya jika tokoh tersebut adalah seorang artis, idol, atau model. Kesan pertama yang terlintas pasti akan berbeda. Dari sini kita menyadari bahwa pengalihan pikiran (konteks seksual) dengan branding diri terbukti sangat efektif.
Kedua, Saya tidak tahu hal ini benar atau tidak, konon katanya masyarakat arab zaman dahulu punya nafsu birahi yang sangat besar sehingga perintah menutup aurat dengan aturan yang ketat adalah solusi terbaik. Serta kita perlu mengingat bahwa pada masa tersebut penindasan perempuan teramat dahsyat. Hadirnya perintah untuk menutup aurat diharapkan dapat membuat perempuan lebih dihargai, minimal dihargai karena telah menjaga tubuhnya.
Saat ini, khususnya di Indonesia, kita memiliki kondisi sosial yang jauh berbeda (terima kasih kepada para pejuang hak perempuan). Sampai titik ini, kita tidak perlu sampai menutup bagian tubuh perempuan sedemikian ketatnya hanya untuk melindungi perempuan, setuju?.
Nah, Saya pikir ini adalah alasan beliau yang paling mendasar: beda zaman dan beda kondisi sosial. Beliau langsung merujuk pada esensi dalil (menjaga perempuan), bukan apa yang tertulis (menutup bagian tubuh perempuan) secara harfiah. Tapi, namanya juga tebakan, kalau mau jawaban sebenarnya bisa ditanyakan kepada yang bersangkutan hehe.
Nah, Saya pikir ini adalah alasan beliau yang paling mendasar: beda zaman dan beda kondisi sosial. Beliau langsung merujuk pada esensi dalil (menjaga perempuan), bukan apa yang tertulis (menutup bagian tubuh perempuan) secara harfiah. Tapi, namanya juga tebakan, kalau mau jawaban sebenarnya bisa ditanyakan kepada yang bersangkutan hehe.
Lalu, bagaimana dengan pendapat Saya?
Tentu saja bagi Saya jilbab adalah kewajiban mutlak yang tidak bisa ditoleransi. Walaupun kita tahu bahwa esensi dalil bisa dicapai dengan adaptasi tindakan, kita harus menyadari bahwa terdapat begitu banyak pembuktian keimanan yang mengharuskan kita untuk sami’na wa atho'na'.
Meskipun tanpa jilbab dan memperlihatkan lekuk tubuh tidak secara otomatis membuat perempuan dalam kondisi terancam, pada tahapan ini, menggunakan jilbab dan menutupi lekuk tubuh adalah perwujudan murni dari bentuk keimanan kepada Allah.
V. Batas panjang pendek pakaian
Membicarakan standar ukuran panjang pendek pakaian adalah hal yang sangat runyam. Kita sebagai manusia tidak punya standar baku seperti SNI, ISO, atau standar yang disepakati bersama lainnya. Standar yang ada hanyalah dilandaskan norma dan kebudayaan setempat. Pada akhirnya, hanya agama yang bisa menjadi rujukan umum dalam penentuan standar ukuran pakaian. Namun, jika ditelaah dengan saksama, terdapat ketimpangan yang sangat jauh antara batas pakaian pada laki-laki dan perempuan dalam konteks aurat. Mari kita bahas secara singkat.Perempuan punya beban berat karena harus menutup seluruh tubuhnya, kecuali wajah dan telapak tangan, serta tidak diperkenankan menampakkan lekuk tubuh. Mari kita jawab pertanyaan yang muncul dalam benak pikiran kita. Di sini kita mencoba mengkritisi dalil dengan kacamata pelecehan seksual.
a. Mengapa hanya wajah dan telapak tangan yang boleh terlihat?
Wajah adalah identitas, sulit untuk mengenali perempuan hanya mengandalkan suara. Telapak tangan -termasuk punggung tangan- adalah bagian tubuh yang sangat vital dalam beraktivitas. Menutupnya hanya akan menimbulkan gangguan produktivitas dan kenyamanan dalam beraktivitas secara signifikan (berkeringat, tidak kuat mencengkeram, susah kering, dll.).
Wajah adalah identitas, sulit untuk mengenali perempuan hanya mengandalkan suara. Telapak tangan -termasuk punggung tangan- adalah bagian tubuh yang sangat vital dalam beraktivitas. Menutupnya hanya akan menimbulkan gangguan produktivitas dan kenyamanan dalam beraktivitas secara signifikan (berkeringat, tidak kuat mencengkeram, susah kering, dll.).
b. Mengapa mayoritas tubuh harus tertutup?
Karena laki-laki mudah terpancing (bukan berarti seketika terpancing) dengan tubuh perempuan. Terpancing di sini bermakna rasa penasaran dalam pikiran yang mungkin bisa memotivasi menjadi suatu tindakan (entah mengamati, membayangkan, bergerak, dll.). Sekali lagi, bagi laki-laki fisik perempuan itu penting. Ya terserah jika kamu tidak menerima alasan ini. Kamu tidak akan pernah bisa mengendalikan pikiran orang lain dan kamu tidak akan pernah tahu apa yang sedang dipikirkan orang lain mengenai tubuhmu. Satu lagi, kamu tidak akan pernah tahu siapa saja yang sedang mengkhayalkan dirimu.
Karena laki-laki mudah terpancing (bukan berarti seketika terpancing) dengan tubuh perempuan. Terpancing di sini bermakna rasa penasaran dalam pikiran yang mungkin bisa memotivasi menjadi suatu tindakan (entah mengamati, membayangkan, bergerak, dll.). Sekali lagi, bagi laki-laki fisik perempuan itu penting. Ya terserah jika kamu tidak menerima alasan ini. Kamu tidak akan pernah bisa mengendalikan pikiran orang lain dan kamu tidak akan pernah tahu apa yang sedang dipikirkan orang lain mengenai tubuhmu. Satu lagi, kamu tidak akan pernah tahu siapa saja yang sedang mengkhayalkan dirimu.
c. Mengapa kaki pun harus ditutup?
Saya tidak tahu secara jelas alasannya. Hanya saja, sepertinya ini terkait dengan rasa penasaran yang ada pada diri laki-laki (walaupun dalam kasus khusus ada orang yang bisa tertarik secara seksual pada kaki perempuan. Namanya juga fetis). Rasa penasaran yang muncul sangat sederhana, namun dari kesederhanaannya itu bisa berubah menjadi liar tatkala terjadi kegagalan sistem keimanan dan/atau kendali diri dalam mengontrol nafsu.
Saya tidak tahu secara jelas alasannya. Hanya saja, sepertinya ini terkait dengan rasa penasaran yang ada pada diri laki-laki (walaupun dalam kasus khusus ada orang yang bisa tertarik secara seksual pada kaki perempuan. Namanya juga fetis). Rasa penasaran yang muncul sangat sederhana, namun dari kesederhanaannya itu bisa berubah menjadi liar tatkala terjadi kegagalan sistem keimanan dan/atau kendali diri dalam mengontrol nafsu.
Seperti ini misalnya:
Wajah yang cokelat, tangan yang cokelat, tapi kakinya putih. Kok bisa? Oh mungkin karena lebih sering tertutup makanya putih. Eh, jangan-jangan semakin ke atas memang semakin putih? jangan-jangan bagian tubuh yang sering tertutup lebih putih? Tubuh bagian mana yang paling putih ya? Kira-kira apakah bla bla bla, dan seterusnya.
Kenapa Saya bisa memberikan sudut pandang seperti ini? ya karena Saya laki-laki. Semua laki-laki bisa berpikiran seperti itu dan lebih jauh. Tergantung apakah ia mau mengendalikannya atau tidak. Persis seperti pengendalian perempuan atas perasaannya.
Sangat timpang dengan perempuan, batas aurat laki-laki terletak antara pusar hingga lutut. Dulu Saya sempat terpikirkan apakah perempuan tidak begitu excited, sangat tertarik, sangat bergairah, dengan tubuh laki-laki yang bagus? kemudian akhirnya Saya menyadari bahwa dalam kacamata perempuan yang terpenting adalah karakter.
Wajah tampan selaras dengan wajah cantik. Tapi sepertinya, tubuh semampai tidak setara dengan tubuh atletis. Laki-laki dan perempuan punya pandangan yang berbeda mengenai tubuh lawan jenis, itulah mengapa batas aurat laki-laki jauh lebih bebas dan terbuka.
Hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah sebagian laki-laki butuh ketelanjangan dada dalam bekerja. Beberapa pekerjaan akan lebih nyaman jika dilakukan tanpa pakaian atas (misal petinju), begitu juga dengan celana panjang yang begitu mengganggu mobilitas laki-laki.
Tuntutan besar laki-laki sebagai penanggung jawab keluarga akan terganggu jika batasan aurat begitu ketat dan akhirnya desain perempuan pun diciptakan sebagai sosok yang tidak mengedepankan fisik dalam mempertimbangkan pasangan hidupnya (baca: merasakan daya tarik seksual lawan jenis). Apa kini dirimu mulai menyadari bahwa begitu banyak dalil yang ternyata sangat realistis?.
VI. Batasan privasi
Ada suatu hal menarik dalam sebuah video penjelasan terkait pelecehan seksual. Saya pun pernah membaca tulisan yang senada. Keduanya menyatakan bahwa batasan yang jelas apakah sebuah pelecehan telah terjadi terletak pada izin privasi.Sederhananya, pelecehan seksual adalah segala bentuk intervensi pihak luar tanpa mendapatkan izin (khususnya bagian privasi). Berkata, melihat, meraba, menyentuh, dan lain sebagainya kalau tidak mendapatkan izin disebut pelecehan. Kalau dapat izin berarti boleh? ya tentu saja.
Konsep pengaturan privasi adalah salah satu inti media sosial. Di dunia nyata, kita mungkin tidak akan mendapat izin melihat orang lain secara detail (misal mengamati orang sampai melotot sekian lama) ini bisa dianggap sebagai sebuah pelecehan. Namun, ketika kejadian tersebut terjadi di dunia maya, tindakan ini menjadi legal. Kita boleh zoom in apa pun yang kita mau, apa pun yang membuat kita penasaran, dan boleh menyimpan apa pun yang ingin kita simpan (CCTV bukanlah dunia maya, ia sistem keamanan, bukan media sosial).
Hal-hal tersebut lumrah dan menjadi keseharian kita. Ketika kita tidak bisa melihat tubuh seseorang secara detail karena terhambat privasi, secara legal, kita bisa zoom in sesuka kita mengenai tubuh orang yang membuat kita penasaran di media sosial. Ini legal dan tidak dianggap sebagai sebuah pelecehan. Sampai sini apa kamu dapat merasakan betapa besar peran agama dalam mengendalikan manusia?.
Satu hal lain yang menarik. Saya menemukan bahwa default-nya pelecehan seksual terjadi pada bagian tubuh yang menarik secara seksual. Kita ambil contoh kasus pelecehan yang menurut Saya gila; begal payudara.
Satu hal lain yang menarik. Saya menemukan bahwa default-nya pelecehan seksual terjadi pada bagian tubuh yang menarik secara seksual. Kita ambil contoh kasus pelecehan yang menurut Saya gila; begal payudara.
Begal payudara -bisa dikatakan- secara mutlak menimpakan semua kesalahan pada pelaku dan korban tidak memiliki kesalahan sama sekali. Pelecehan ini adalah salah satu kejahatan yang paling diniatkan. Pelakunya membawa motor, dengan kecepatan tertentu ia langsung menyenggol/menyentuh/meremas dada perempuan dan kabur.
Tindakan seperti ini sebenarnya lumrah bagi sebagian orang (selain orang yang sudah menikah). Intervensi pada dada perempuan ini menjadi legal ketika sudah mendapatkan izin (dengan definisi pelecehan yang dibuat sebelumnya). Pertanyaan mengenai siapa dan mengapa izin bisa didapatkan tidak perlu diperjelas, kita sering mendengarnya dengan kasus anggur, grape, eh grepe.
Ya, Saya sebenarnya terpikirkan sesuatu. Sebagian orang yang punya hubungan khusus ternyata mengorbankan batasan privasi. Entah sih mengorbankan, merelakan, membiarkan, atau membuat kesepakatan. Yang pasti, dengan hubungan khusus itu, sebuah tindakan pelecehan berubah menjadi tindakan legal karena sudah mendapatkan izin. Inikah yang disebut sebagai sang penghancur privasi? sang pelegal pelecehan?. suka sama suka, begitulah kita menyebutnya.
VII. Video rekomendasi
Konsep dasar pelecehan seksual
Fenomena seksual pada laki-laki dan perempuan
Didik Setiawan
Bekasi, 12 Juli 2020
17.56
0 Komentar