Responsi Menyatukan Angkatan



"Kamu masih inget Aku dik?"
"Hmm masih, koor perlengkapan ***, Muhammad *********"
"Sering ke Mardliyah?"
"Enggak sih, ini malah yang pertama kali di ramadhan ini, Kamu?"
"Ya sama sih, lagi ribet banget soalnya"
"Lagi hectic juga ya? maaf Aku lupa, Kamu mesin kan?"
"Bukan, Aku sipil, mesin malah udah agak selo"

*pada percakapan lain*

"Hmm sedih juga ngabuburit di lab terus wkwk"
"Semester 6 yang terlalu greget ya?"
"Aku nggak nyangka semester 6 ku sebegitu hectic, awal-awal selo banget soalnya"

Semester 6 ini, mahasiswa/i teknik fisika sedang sangat disibukkan dengan suatu mata kuliah yang bisa dikatakan memang salah satu jiwa dari teknik fisika itu sendiri. Pada mata kuliah teorinya, 2 SKS, kami diminta untuk membuat alat ukur medan elektromagnetik yang salah satu skenario uji cobanya harus dapat bekerja dengan baik setelah dijatuhkan dari ketinggian tertentu. Partnernya, 1 SKS praktikum, membuat perangkat yang dapat mengirimkan dan menerima data serta menampilkan datanya secara visual. Hanya satu buah sensor yang digunakan, tapi sensor yang digunakan akan diundi pada hari H responsi dari 4 buah sensor.

Nampaknya, anak semester 6 memang sedang sangat sibuk semester ini, Saya yakin di tempat lain pun begitu, jadi tidak menarik membahas kesibukan yang ternyata adalah sebuah kewajaran.

"Itu masnya nggak lulus-lulus karena kena karma kali ya?"

Begitu celetuk yang pernah Saya dengar dalam suatu obrolan ringan. Itu hanyalah guyonan bagi kami tatkala jenuh menanggulangi penatnya tugas, tapi cukup membuat Saya sedikit berpikir.

"Tahun lalu, responsinya nggak seribet ini kok"

Pernyataan teman Saya lagi-lagi memancing ilmu cocoklogi yang Saya miliki, hal-hal yang tak berkaitan pun mulai terhubung dengan sendirinya, namanya juga cocoklogi.

Koordinator praktikum kali ini adalah seseorang yang tidak disukai oleh mayoritas angkatan Saya -karena menurut "budaya" di sini sangatlah normal memiliki seseorang tokoh yang tidak disukai, jika kita masih berada dalam naungan Jalan Grafika, seharusnya dirimu mengerti akan hal itu- dan mungkin rasa-rasa subjektif negatif yang pernah tertanam itu kembali terungkit.

Kembali ke responsi, praktikum ini adalah praktikum terakhir menurut kurikulum teknik fisika edisi 2016, istilah populernya, kalo udah lulus bakalan dapet gelar sarjana praktikum hehe.

Konsep responsinya adalah tiap kelompok melakukan pengujian seperti yang Saya sebutkan tadi, tiap kelompok pun akhirnya saling bekerja keras membuat sistem yang memenuhi kriteria. Normal ya? ya memang normal-normal saja.

Di sinilah ilmu cocoklogi Saya bertindak agresif, Saya berpikir, dia yang punya ide responsi ini adalah dia yang ngasih game angkatan terakhir. Flashback ke masa-masa osjur, sekitar 28 bulan yang lalu, game terakhir adalah game yang seolah-olah membuat kelompok kecil saling bersaing mencapai tujuan.

Gamenya sangat sederhana, kami, kelompok kecil dalam satu angkatan, diminta untuk menyebrangi lapangan tanpa menginjak lapangan dengan selembar kardus dalam waktu sekitar 20 menit. Ya sudah, kami yang terbagi dalam kelompok kecil tersebut saling bekerja sama bergantian secara internal menginjak kardus kecil dengan hati-hati agar dapat menyebrangi lapangan.

Tiba-tiba, koor angkatan pun angkat bicara "ehh ini gampang banget ***, udah sini, kalian ngumpul, bukan begitu caranya." Ternyata eh ternyata, caranya adalah menyatukan semua kardus untuk digunakan sebagai jembatan melintasi lapangan, sehingga semua kelompok kecil alias seangkatan dapat menyebrang dengan mudahnya, bahkan hanya sekitar 15 menit, seketika kakak tingkat memberi tepuk tangan yang meriah.

Sudah menemukan cocokloginya?

Akhirnya Saya mengerti bahwa -entahlah, ini maksudnya atau bukan, ini hanya sebuah cocoklogi yang terpikirkan seminggu yang lalu- konsep responsi terakhir ini mirip dengan game angkatan terakhir, kami seolah dibuat bersaing satu sama lain, padahal tak ada kerugian apabila kami mmenyatukan pemikiran untuk menyelesaikan permasalahan responsi ini bersama-sama.

Maksudnya gimana? maksudnya saling bekerja sama dalam perancangan insturmen, koding, perlengkapan sensor, baahkan dana agar semua kelompok kecil tersebut dapat mempersiapkan diri dengan maksimal. toh nggak ada kuota nilai A pada responsi kan? toh, nilai akhir adalah nilai akumulasi dari praktikum yang telah dilalui bukan?

Yaa namanya juga cocoklogi

Didik Setiawan

Ahad, 20 Mei 20018
20.41

Posting Komentar

0 Komentar