Ada saat dalam hidup ketika kita tiba di ujung jurang—situasi di mana pilihan kita menentukan apakah kita akan jatuh ke dalam kebangkrutan moral atau kembali kepada jalan yang benar. Kehidupan modern yang serba cepat dan kompetitif sering membawa kita ke titik ini, di mana godaan dan tekanan moral menguji ketahanan iman. Namun, ketika seruan spiritual memanggil, apakah kita mendengarnya? Atau kita terus menundanya, menanti hingga tak ada lagi kesempatan? Artikel ini menggali mengapa menjawab panggilan iman bisa menjadi penyelamat dari kehancuran moral yang tak terlihat.
Di Persimpangan: Memilih Antara Jalan Kegelapan dan Cahaya
Ketika manusia berada di persimpangan hidup, di antara keinginan duniawi dan panggilan spiritual, setiap pilihan bisa membawa dampak besar pada integritas dan harga diri. Al-Qur’an mengingatkan bahwa manusia selalu diuji dalam perjalanan hidupnya:
إِنَّا خَلَقْنَا الْإِنسَانَ مِنْ نُطْفَةٍ أَمْشَاجٍ نَبْتَلِيهِ فَجَعَلْنَاهُ سَمِيعًا بَصِيرًا
"Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur. Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan); karena itu Kami menjadikannya mendengar dan melihat."
(QS. Al-Insan: 2)
Ayat ini mengisyaratkan bahwa hidup adalah ujian, di mana setiap individu harus memilih apakah akan mengikuti panggilan Tuhan atau jatuh dalam jerat keburukan. Setiap kali kita menjawab seruan spiritual, kita memperkuat diri dalam menghadapi ujian ini dan mempertebal iman yang menjadi benteng moral.
Mengabaikan Seruan: Jalan Menuju Kebangkrutan Moral
Sering kali, kebangkrutan moral dimulai dari langkah-langkah kecil yang diabaikan. Kita mulai mengkompromikan nilai-nilai, membenarkan tindakan buruk, dan akhirnya merasa jauh dari panggilan Tuhan. Dalam hal ini, Rasulullah ﷺ memperingatkan kita akan bahaya melalaikan dosa kecil yang terus-menerus dilakukan:
إِيَّاكُمْ وَمُحَقَّرَاتِ الذُّنُوبِ، فَإِنَّهُنَّ يَجْتَمِعْنَ عَلَى الرَّجُلِ حَتَّى يُهْلِكْنَهُ
"Berhati-hatilah kalian terhadap dosa-dosa kecil, karena dosa-dosa tersebut dapat menumpuk pada diri seseorang hingga menghancurkannya."
(HR. Ahmad No. 22302)
Mengabaikan panggilan Tuhan dan menunda ketaatan adalah seperti menumpuk satu batu dosa di atas yang lain, hingga beban itu menghancurkan pondasi moral kita. Dan ketika moral sudah rapuh, hal ini bisa berdampak pada seluruh aspek kehidupan, mulai dari hubungan dengan orang lain hingga kesehatan mental dan spiritual.
Menjawab Seruan Iman: Jalan Menuju Keselamatan
Ketika seseorang memutuskan untuk mendengarkan dan menjawab seruan spiritual, ia membangun kembali kekuatan moralnya. Menjawab seruan iman membawa keberanian untuk menolak godaan duniawi dan kembali kepada fitrah, yaitu kesucian hati yang diinginkan Allah. Allah berfirman:
وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
"Dan barangsiapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar."
(QS. Al-Ahzab: 71)
Kemenangan besar yang dimaksud bukan hanya sekadar keberhasilan duniawi, tetapi juga kekuatan batin untuk bertahan dari goncangan moral yang kerap mengancam kita. Dengan menjawab seruan iman, kita akan mendapati bahwa ketenangan dan kebahagiaan bukan berasal dari kepuasan duniawi, tetapi dari kepatuhan pada nilai-nilai luhur.
Di Ambang Kehancuran: Ketika Pertobatan Menjadi Penyembuh
Dalam kondisi kebangkrutan moral, pintu taubat selalu terbuka. Allah SWT berfirman:
قُلْ يَـٰعِبَادِىَ ٱلَّذِينَ أَسْرَفُوا۟ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا۟ مِن رَّحْمَةِ ٱللَّهِ إِنَّ ٱللَّهَ يَغْفِرُ ٱلذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُۥ هُوَ ٱلْغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ
Katakanlah, 'Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sungguh, Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.'"
(QS. Az-Zumar: 53)
Ayat ini memberi harapan bagi siapa pun yang merasa jauh dari Tuhan. Ketika kita merasa di ujung jurang, tidak ada pilihan selain berbalik menuju cahaya, memohon ampunan, dan memperbaiki diri. Pertobatan bukan hanya menghapus dosa, tetapi juga memperbaharui komitmen kita kepada Tuhan dan menyelamatkan kita dari kehancuran spiritual.
Kesimpulan: Menyelamatkan Diri dari Jurang dengan Mendengarkan Panggilan Iman
Hidup ini penuh godaan, dan moralitas bisa runtuh jika kita tidak menjaganya dengan baik. Menjawab seruan spiritual bukan hanya sebuah pilihan, melainkan kebutuhan esensial agar kita terhindar dari kebangkrutan moral. Allah telah memberikan panduan untuk keselamatan, dan mengabaikan panggilan itu hanya membawa kita semakin dekat ke jurang kehancuran.
Dengan mendengarkan panggilan iman, kita menemukan jalan menuju kehidupan yang penuh ketenangan dan keselamatan. Jangan menunggu sampai terlambat—jawablah seruan itu dan biarkan iman menyelamatkan Anda dari jurang kebangkrutan moral.
Sumber:
Al-Qur’an, Surah Al-Insan (76:2), Surah Al-Ahzab (33:71), Surah Az-Zumar (39:53).
Hadis Riwayat Ahmad (No. 22302).
0 Komentar