1. Doppler Effect
2. Selective deafness
3. Noise Cancelation
Kamu bisa langsung belajar mandiri mengenai 3 fenomena tersebut tau lanjut menyimak tulisan ini, Insyaallah intinya sama saja.
Setelah menyadari 3 fenomena itu, seketika Saya merasa bersalah tatkala menyadari bahwa setan budeg selalu disalahkan dari melayangnya nyawa manusia di perlintasan kereta. Takdir kematian memang pasti menjadi alasannya. Kontribusi setan budeg pun juga pasti ada, tapi tidak selalu menjadi penyebab. Bagaimana kalau ternyata, penyebab selain takdir adalah fenomena fisika dan psikologi biasa?.
Mari kita simak video viral orang yang tertabrak kereta.
Di sini Saya tidak akan menganalisis video tersebut, tetapi menjelaskan fenomena fisika yang (sepertinya) terjadi dengan nyata di dalam video tersebut. Saya dibantu ChatGPT dalam membuat tulisan ini.
1. Doppler Effect
Doppler Effect adalah fenomena fisika yang terjadi ketika ada perubahan frekuensi gelombang suara atau cahaya yang diterima oleh pendengar akibat gerakan relatif antara sumber suara dan pendengar itu sendiri. Ketika kereta mendekati seseorang, gelombang suara dari klakson akan memiliki frekuensi yang lebih tinggi. Ini disebabkan oleh kompresi gelombang suara, yang membuat suara terdengar lebih tajam dan lebih keras.
Sebaliknya, saat kereta menjauh, gelombang suara akan mengalami pemanjangan, sehingga frekuensi yang diterima oleh pendengar lebih rendah, menghasilkan suara yang lebih dalam. Dalam konteks perlintasan kereta, perubahan ini dapat memengaruhi seberapa cepat dan seberapa jelas seseorang dapat mengenali keberadaan kereta. Penelitian menunjukkan bahwa persepsi suara dapat dipengaruhi oleh kecepatan objek yang bergerak, menjadikan Doppler Effect sebagai faktor penting dalam situasi darurat.
Catatan dari Saya: Kata kuncinya adalah persepsi suara. Konteks kejadian adalah ia melihat kereta yang melintas di depan dan tidak menyadari kehadiran kereta dari jalur tempat yang ia berdiri. Efek ini bisa membingungkan manusia. Bisa bayangin nggak bingung karena suara yang nggak logis? Otak sedang mencerna suara, eh tiba-tiba udah ditabrak kereta. Nah!.
2. Selective Deafness
Selective deafness merujuk pada kecenderungan seseorang untuk tidak mendengar suara tertentu meskipun suara tersebut berada dalam rentang frekuensi yang dapat mereka dengar. Ini sering kali terjadi karena faktor psikologis dan lingkungan. Misalnya, seseorang yang sedang terfokus pada pikiran atau aktivitas lain mungkin tidak menyadari suara klakson kereta yang keras.
Psikologi manusia menunjukkan bahwa otak kita memiliki kemampuan untuk mengabaikan suara yang dianggap tidak penting dalam konteks tertentu. Proses ini dikenal sebagai "perhatian selektif," di mana individu lebih cenderung memperhatikan stimulus yang relevan dengan situasi mereka. Dalam kasus kecelakaan kereta, seseorang yang sedang terlibat dalam percakapan atau memikirkan sesuatu yang mendalam bisa jadi tidak mendengar klakson kereta, meskipun suara tersebut sangat jelas.
Catatan dari Saya: Sedang nonton kereta lewat di depan mata nih, fokus banget, eh tiba-tiba ditabrak kereta dari samping. Betul, ini budeg sementara. Secara ilmiah, emang pendengaran sedang kurang berfungsi karena mata terlalu fokus.
3. Noise Cancelation
Noise cancelation adalah teknologi yang dirancang untuk mengurangi kebisingan dari lingkungan sekitar, terutama dalam perangkat audio seperti headphone dan earphone. Teknologi ini bekerja dengan menangkap suara di sekitar dan menghasilkan gelombang suara yang berlawanan untuk mengurangi atau menghilangkan suara yang tidak diinginkan.
Ketika seseorang menggunakan perangkat ini, suara klakson kereta yang keras mungkin tidak terdengar jelas, atau bahkan teredam sepenuhnya. Selain itu, noise cancelation juga bisa terjadi secara alami, ketika suara latar yang keras dan konstan membuat individu tidak menyadari suara yang lebih tajam dan mendesak, seperti klakson. Dalam konteks keselamatan, penggunaan teknologi ini tanpa kesadaran situasional dapat meningkatkan risiko kecelakaan, terutama di perlintasan kereta.
Catatan dari Saya: kalau ini agak sulit menjelaskannya karena memang agak kompleks. Secara teknis, konsep cancelation itu semua ditotal harus sama dengan nol. Ada + 1 dan – 1 maka totalnya 0. Konteks gampangnya begini: suara itu gelombang, gelombang itu ada bukit dan lembah. Nah, kita mendengar suara karena kombinasi bukit dan lembah tadi. Gimana kalo ada bukit dan lembah secara bersamaan? Hasilnya nggak ada suara tercipta / terdengar. Nah itu prinsipnya. Hal ini bisa terjadi jika ada dua efek doppler walaupun kemungkinannya cenderung kecil.
Cukup sih tulisan ini, kalau dirimu ada request tulisan fenomena sehari-hari yang "ada nggak sih penyebab fisikanya?" sila langsung hubungi Saya ya. See you, Insyaallah.
Didik Setiawan
Senin, 30 September 2024
13.33
0 Komentar