GJUI 30 Terasa Lebih Baik, Tapi Mengapa Lebih Sepi?


Waaahhh, Saya haturkan selamat dan terima kasih kepada seluruh panitia GJUI 30 yang telah melaksanakan acara GJUI tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya (klik link ini untuk mengetahui seberapa parah GJUI 29 Tahun 2023)(klik link ini untuk mengetahui seberapa parah GJUI 29 Tahun 2023).

Apresiasi tertinggi Saya berikan kepada tim dekorasi dan tim acara yang punya ide untuk mendekorasi tiap koridor dan tembok yang pengunjung lalui. Kalian luar biasa! kalian peduli dengan detail kecil dan menjadikan rumah kalian benar-benar sebagai sebuah satu kesatuan acara!.

Dekorasi: Menghidupkan Koridor dan Balkon

Buat yang tidak tahu, tim dekorasi GJUI 30 ini menempel banyak foto kegiatan Gelar Jepang UI di sepanjang koridor dan tembok-tembok. Tidak hanya itu, mereka juga memberikan aksesoris kecil sebagai hiasan dan menjadikan pegangan tangan di balkon terasa lebih hidup. Ini adalah hal baru yang seingat Saya belum pernah mereka lakukan sebelumnya (Saya sudah ke GJUI mungkin sejak 2013, namun mulai rutin datang kembali sejak 2020). Hal ini memang sederhana, tapi effortnya sangat besar. Saya yakin hanya sedikit orang yang peduli dengan detail semacam itu dan Saya yakin sebagian panitia berpikiran seperti itu. Tapi, nyatanya tetap dilakukan kan?.
[video dekorasi]

Musholla: Akhirnya Ruang Sidang yang Nyaman!

Satu lagi perbaikan yang berdampak besar: tempat sholat!. Tahun lalu Saya tidak sholat di dalam, Saya sholat di Musholla FISIP. Saya lupa alasannya, tapi seingat Saya karena diarahkan panitia sebab musholla penuh.

Tahun ini musholla dialokasikan di Ruang Sidang yang cenderung sejuk. Pembatas ruang sholat laki-laki dan perempuan hanyalah meja yang ditumpuk terbalik. Ruang sidang cenderung luas dan nyaman untuk sholat, ia berada di lantai 2 sebelah toilet.

Saya lupa kapan, tapi dulu, GJUI di kampus pernah menggunakan ruangan kecil di lantai bawah untuk sholat. Di sana sangat berisik dan sempit, bisa dikatakan tidak layak untuk beribadah. Namun, musholla sekarang terasa lebih nyaman. Satu-satunya yang membuat pengunjung tidak nyaman adalah wudhu di toilet. Kami terpaksa wudhu di wastafel dengan pancaran air yang kecil. Ada 1 tempat mirip urinoir yang Saya tebak digunakan untuk pel lantai. Di sana terdapat kran air dan cocok untuk dijadikan tempat wudhu. Nahasnya, tempat tersebut mampet! Tidak selayaknya ada kejadian mampet di toilet kampus, ini UI loh.
[Foto pintu musholla]


Nonton Bareng Anime

Ini pertama kalinya Saya stay cukup lama di auditorium. Kami disuguhkan 4 episode anime dengan BStation sebagai sponsor. Saya tidak tahu ini hal baru atau bukan, akan tetapi pengalaman ini memberikan nilai positif tersendiri bagi Saya. Nobar adalah acara penutup setelah cosplay walk dan penjuriannya. Saya cukup yakin tiap tahun acara ini selalu ada di auditorium. Mungkin Saya yang tidak tahu karena panitia tidak memberikan rundown acara di dekat pintu masuk? Yuk panitia, benahi konsep penyampaian informasi acara ke pengunjung.
[Video di auditorium]

Antrean Pendek?

Saya sampai sekitar jam 13an lebih dan betapa terkejutnya Saya dengan antrean yang nyaris nol! alias tidak ada antrean selain pemeriksaan barang!. Saya dan adik Saya sangat terkejut dengan ketiadaan antrean menginggat tahun lalu antrean terjadi sangat panjang bahkan sampai hari menjelang sore (jam 14an lebih).
[Video sampai di lokasi acara]

Kok Sepi??

Satu hal yang membuat Saya tersentak adalah pengujung yang sepi!. Saya rajin menghadiri GJUI, acara ini identik dengan sulitnya berjalan antar tempat karena sesaknya pengunjung. Anehnya, baru kali ini Saya merasakan dengan mudahnya berpindah lokasi!. Setelah di lihat dari lantai 2, Saya baru menyadari bahwa pengunjung tahun ini di hari Sabtu (Day 2) mungkin hanya setengah dari tahun lalu. Asli sedih.
[Video sampai di lokasi acara]

Oh ya, dulu GJUI juga pernah sepi ketika diselenggarakan di AEON Mall Tanjung Barat. Acara tersebut diadakan pasca COVID ketika acara publik sudah boleh dilakukan dengan protokol kesehatan. Saya cukup yakin saat itu pihak UI tidak mengizinkan acara diselenggarakan di kampus, hal tersebut sangat dimaklumi. Selain itu, rasa GJUI pun terasa sangat beda karena diselenggarakan di mall lantai paling atas. Rasa event wibu yang merakyat hilang dan lebih terasa eksklusifitasnya, terlebih mall tersebut tergolong cukup elit.

Event Wibu Lainnya

Saya diinfokan oleh adik Saya bahwa tahun ini di SMAN 5 Bekasi ada acara event Jejepangan juga, tapi ternyata sepi!. Saya melihat instagram stories teman Saya yang ternyata sebagian menghadiri orkestra dalam memperingati 25 tahun One Piece. Satu lagi, Day 2 GJUI juga bertepatan dengan acara Genshin Impact di Gandaria City Mall!. Wah, ternyata market sudah terpecah sejak awal akibat jadwal yang bentrok.
[Poster acara wibu lainnya]

Daya Beli Masyarakat Turun?

Saya tidak tahu apakah ada hubungannya atau tidak, saat tulisan ini dibuat pemberitaan mengenai daya beli masyarakat yang turun cukup marak. Tiket GJUI ini harganya sekitar 20 ribuan. Jika memang berita yang tersebar benar, maka dampak penurunan ini sangat signifikan mengingat 20 ribu setara dengan 1,5 kali harga makanan biasa.
[List berita daya beli masyarakat turun]

Penutup

Saya senang karena GJUI 30 Tahun 2024 terasa jauh lebih baik dibandingkan dengan GJUI 29 Tahun 2023. Secara bersamaan, Saya juga sedih karena GJUI 30 ini terasa sepi dan tidak padat merayap. Kualitas penyajian acara yang membahagiakan dengan kuantitas pengunjung Day 2 yang menyedihkan.
Saya cukup yakin GJUI tidak kalah marketing mengingat mereka punya nama besar dan menjadi salah satu event wibu legendaris di Jabodetabek. Mungkin, tahun ini GJUI sedang kalah dan tidak beruntung akibat banyaknya jadwal event yang bertabrakan.

Tetap berjuang tim GJUI! Saya adalah salah satu fans setia kalian yang berusaha untuk selalu mampir dengan alasan nostalgia SMA dan kuliah (-meskipun Saya bukan lulusan sana). Tolong tingkatkan terus kualitas tempat ibadah dan toilet. Sisanya sudah cukup baik kok!.

Terima kasih Gelar Jepang Universitas Indonesia!

Didik Setiawan

Senin, 12 Agustus 2024
09.42

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Konsep Akun Media Sosial Angkatan

Antrean di Gelar Jepang UI 29: Analisis dan Implikasi

Temannya Teman