Kamis, 14 Februari 2019

Senormalnya jagat maya +62, pada tanggal-tanggal tertentu beranda semua akun media sosial pasti dipenuhi dengan hal-hal yang membawa keburukan. Entah ujaran kebencian, caci maki, sumpah serapah, pemaksaan ideologis yang salah, dan beragam konten beracun yang merusak mata dan pikiran.

Setidaknya, ada beberapa pihak yang berusaha mendamaikan pihak-pihak tersebut, walaupun hasilnya tetap nihil. Ah, yang penting "sekadar mengingatkan".

Hari ini adalah hari yang cukup bersejarah bagi sebagian orang, karena setidaknya ada dua hal penting yang terjadi hari ini. Setahun Black Panther yang sempat mewarnai keceriaan dunia perfilman tahun lalu dan KPU yang berusaha merangkul kampus-kampus dengan pengadaan "posko A5".

Tampak antrean panjang menjulur, Saya yakin bahwa banyak yang menyangka "wah! ternyata mahasiswa nggak apatis dengan politik", padahal dalam teriakan nama yang diucapkan oleh petugas KPU, Saya hanya menjumpai beberapa nama yang Saya kenali. Iya hanya beberapa, dari ratusan nama yang tersimpan dalam memori jangka panjang, hanya beberapa nama yang "terpanggil" dalam ingatan, padahal banyak di antara mereka yang berdomisili tidak jauh dari tempat Saya.

"Lah, kan bisa aja di posko yang lain dik"

Kalau mau dihitung kasar, satu posko menampung beberapa kecamatan, satu kecamatan menampung banyak desa. Meskipun sebagian besar terkonsentrasi di suatu desa, ratusan mahasiswa kampus yang berdesakan di posko A5 rasanya masih sangat kurang. Baiklah, anggap saja ada seribu orang dalam antrean satu posko.

Satu angkatan dalam satu jurusan, setidaknya ada puluhan orang yang harus mengurus A5 karena mereka adalah perantau. Anggaplah tersisa 3 angkatan saja yang tersedia, maka totalnya sudah ratusan. Ada banyak jurusan, tapi hanya ada dua posko. Kedua posko itu penuh, namun tidak buka hingga sore hari. Padahal, banyak jadwal kuliah pagi hingga siang yang umum diselenggarakan kampus, itu berarti seharusnya akan ada orang yang tidak sempat mengurus, apalagi menngikuti antrean.

"Lah kan masih bisa ngurus ke kecamatan yang bersangkutan"

Tepat! coba tanya teman sekitarmu, ada berapa orang yang mengurus dengan cara ini. Banyakkah?.

Saya yakin, masih banyak Mahasiswa lainnya yang dengan sengaja memilih untuk tidak memilih pada pemilu 5 tahunan ini.

Entahlah, bagaimana pun prosesnya, setidaknya mari berdoa untuk Indonesia yang lebih baik.

Didik Setiawan

Kamis, 14 Februari 2018
23.37

Posting Komentar

0 Komentar