Barakallah fii umrik, semoga dirimu menjadi perempuan yang sholeha, berbakti kepada orang tua, dan tetap isiqomah ya **n . . .
Hei, ehmm, Assalamu’alaikum mbak koordinator konsumsi KKN Desa ******n, *i******, **a***. Ini adalah kedua kalinya Aku menuliskan pesan yang bahkan sepertinya tidak engkau baca, perkenankanlah temanku yang lain membaca ini, cukuplah temanku mengetahui bahwa Aku sedang jatuh hati padamu, bertahun-tahun lamanya.
Kali ini jujur saja Aku bingung mau menuliskannya bagaimana, tahun ini begitu gila kenangannya, begitu banyak momen yang tidak ingin Aku lupakan sepanjang hayat, seperti yang Aku katakan tahun lalu, momen memang hanya terjadi sekali dan meskipun kualitas momen di tahun ini tidak segila tahun lalu sejujurnya Aku sangat bahagia lantaran dirimu telah memahami pesan yang selama ini Aku sampaikan tersirat. Aku yakin, seyakin-yakinnya dirimu telah memahami pesan-pesan tersirat yang sudah Aku kirimkan sejak 2017.
Aku kirimkan doa yang terbaik untuk dirimu, jangan tanya alasannya, karena Aku rasa Kamu pun dapat memaklumi apa yang sedang terjadi pada diriku. Seperti pesan yang Kamu sampaikan saat itu, Aku dapat memaklumimu dan Aku harap Kamu dapat memaklumiku juga.
Oke, ini sangat tidak jelas, seakan-akan tidak ada pesan utama yang ingin Aku sampaikan, bukankah begitu?.
Pada pesan kali ini, Aku hendak menyampaikan beberapa hal yang mungkin menjadi bukti keseriusanku padamu. Sebagai informasi, Aku telah mencari strategi dan melakukan banyak wawancara demi memperjuangkanmu dengan cara yang “aman”. Ketika pesanku sudah Kamu terima, maka Insyaallah perjuanganku padamu akan Aku lanjutkan secara serius setelah UTS Semester Genap Tahun Akademik 2018/2019. Aku harap, Aku mendapatkan hasil yang terbaik, aamiin.
Aku suka bercerita, perkenankanlah Aku menuliskan secercah cerita mengenai apa yang terjadi di tahun ini, mungkin lebih tepatnya, apa yang terjadi di penghujung tahun ini. Karen Aku yakin, ini adalah salah satu cara yang tepat mengabadikan momen sederhana yang telah terjadi. Oh iya, selamat kerja praktik di *e******a ya, selamat belajar~.
***
Sabtu, 1 Desember 2018
Kalau ada yang bertanya “hari apa yang membuatmu sangat menginginkan tahun 2018 diabadikan?” maka Aku akan dengan yakin sepenuh hati 1 Desember yang akan Aku abadikan, sungguh.
Sejujurnya Aku memang berharap akan pertemuan di hari itu, Aku sudah menandai dan memberikan prioritas tertinggi untuk hari tersebut, karena entah mengapa Aku merasa bahwa itu adalah kesempatan untuk mendapatkan momen terakhir di 2018 ini.
Setelah mengunjungi tempat teman-temanmu Aku pun sampai di tempatmu. Agak pasrah, karena Aku lihat dirimu nampak kelelahan untuk aktivitas seharian tersebut. Aku sendiri juga memasrahkan diri jikalau bukan Kamu yang menjadi “juru bicara”. Setidaknya, bisa melihat dirimu penuh dengan keceriaan sudah memberikan kebahagiaan yang tak terhingga rasanya.
Kemudian, entah harus bersyukur atau bagaimana, tiba-tiba dirimulah yang menjadi juru bicara. Berlebihan memang, tapi itulah yang terjadi. Beruntunglah momen saat itu memang menuntut kita sebagai seorang akademisi. Aku bertanya layaknya seorang kritikus, Kamu pun memberi jawaban yang sangat memuaskan. Di situ Aku makin yakin, Kamu benar-benar terbaik, perempuan terbaik yang pernah Aku jumpai di kampus Gadjah Mada ini.
Satu lagi, terima kasih untuk membantu menemui adik tingkat hehe.
Kali ini jujur saja Aku bingung mau menuliskannya bagaimana, tahun ini begitu gila kenangannya, begitu banyak momen yang tidak ingin Aku lupakan sepanjang hayat, seperti yang Aku katakan tahun lalu, momen memang hanya terjadi sekali dan meskipun kualitas momen di tahun ini tidak segila tahun lalu sejujurnya Aku sangat bahagia lantaran dirimu telah memahami pesan yang selama ini Aku sampaikan tersirat. Aku yakin, seyakin-yakinnya dirimu telah memahami pesan-pesan tersirat yang sudah Aku kirimkan sejak 2017.
Aku kirimkan doa yang terbaik untuk dirimu, jangan tanya alasannya, karena Aku rasa Kamu pun dapat memaklumi apa yang sedang terjadi pada diriku. Seperti pesan yang Kamu sampaikan saat itu, Aku dapat memaklumimu dan Aku harap Kamu dapat memaklumiku juga.
Oke, ini sangat tidak jelas, seakan-akan tidak ada pesan utama yang ingin Aku sampaikan, bukankah begitu?.
Pada pesan kali ini, Aku hendak menyampaikan beberapa hal yang mungkin menjadi bukti keseriusanku padamu. Sebagai informasi, Aku telah mencari strategi dan melakukan banyak wawancara demi memperjuangkanmu dengan cara yang “aman”. Ketika pesanku sudah Kamu terima, maka Insyaallah perjuanganku padamu akan Aku lanjutkan secara serius setelah UTS Semester Genap Tahun Akademik 2018/2019. Aku harap, Aku mendapatkan hasil yang terbaik, aamiin.
Aku suka bercerita, perkenankanlah Aku menuliskan secercah cerita mengenai apa yang terjadi di tahun ini, mungkin lebih tepatnya, apa yang terjadi di penghujung tahun ini. Karen Aku yakin, ini adalah salah satu cara yang tepat mengabadikan momen sederhana yang telah terjadi. Oh iya, selamat kerja praktik di *e******a ya, selamat belajar~.
***
Sabtu, 1 Desember 2018
Kalau ada yang bertanya “hari apa yang membuatmu sangat menginginkan tahun 2018 diabadikan?” maka Aku akan dengan yakin sepenuh hati 1 Desember yang akan Aku abadikan, sungguh.
Sejujurnya Aku memang berharap akan pertemuan di hari itu, Aku sudah menandai dan memberikan prioritas tertinggi untuk hari tersebut, karena entah mengapa Aku merasa bahwa itu adalah kesempatan untuk mendapatkan momen terakhir di 2018 ini.
Setelah mengunjungi tempat teman-temanmu Aku pun sampai di tempatmu. Agak pasrah, karena Aku lihat dirimu nampak kelelahan untuk aktivitas seharian tersebut. Aku sendiri juga memasrahkan diri jikalau bukan Kamu yang menjadi “juru bicara”. Setidaknya, bisa melihat dirimu penuh dengan keceriaan sudah memberikan kebahagiaan yang tak terhingga rasanya.
Kemudian, entah harus bersyukur atau bagaimana, tiba-tiba dirimulah yang menjadi juru bicara. Berlebihan memang, tapi itulah yang terjadi. Beruntunglah momen saat itu memang menuntut kita sebagai seorang akademisi. Aku bertanya layaknya seorang kritikus, Kamu pun memberi jawaban yang sangat memuaskan. Di situ Aku makin yakin, Kamu benar-benar terbaik, perempuan terbaik yang pernah Aku jumpai di kampus Gadjah Mada ini.
Satu lagi, terima kasih untuk membantu menemui adik tingkat hehe.
Rabu, 5 Desember 2018
-dalam proses- -> terlupakan
-dalam proses- -> terlupakan
Senin, 17 Desember 2018
-dalam proses- -> terlupakan
Kamis, 20 Desember 2018
-dalam proses- -> terlupakan
***
Aku tidak mengerti mengapa Desember 2018 ini begitu banyak momen yang begitu berkesan. Begitu banyak momen tidak sengaja yang membuat kita “ngeh” keberadaan satu sama lain. Aku hanya bisa berharap dan berdoa bahwa akan ada suatu hal baik dibalik itu semua.
Maafkan Aku karena telah membuatmu tidak nyaman, maafkan Aku jika ternyata apa yang Aku lakukan itu mengganggu hidupmu. Tidak ada sedikit pun keinginan untuk mengganggu hari-harimu yang indah, jika ternyata apa yang telah Aku lakukan membuatmu terganggu, sekali lagi, dari palung hati yang paling dalam Aku sampaikan permintaan maaf yang sebesar-besarnya.
Untukmu yang berulang tahun pada 28 Desember . . .
Dari teman jauhmu, yang jatuh hati padamu,
Didik Setiawan
Jumat, 28 Desember 2018
18.10
0 Komentar