Acara Gratis Sepi Partisipan

Di kampus banyak banget acara bermutu dan gratis, seminar yang temanya sangat beraneka ragam bisa dipastikan hampir selalu ada di akhir pekan, sabtu dan minggu. Acaranya biasanya gratis, dapet snack dan pembicaranya lumayan lah.

Masalah besar semua acara itu ada dua, dana dan peserta. Bagi Saya pribadi, keberaadaan peserta alias partisipan adalah yang paling bermasalah.

Bertahun-tahun jadi "pencari gratisan" membuat Saya mengerti, yang namanya belajar itu meski pun bukan sistem kelas memang bikin orang males.

Ini bukan ilmu agama doang, tapi termasuk ilmu dunia, yang bahkan bikin kita makin pinter dari sisi akademis.

Saya mungkin udah ikut puluhan acara gratisan, nggak terhitung muka bahagia panitia ketika Saya sebagai peserta datang, apalagi ketika acara itu yang dateng sekitar 20-an orang, padahal gratis loh.

Ah iya, kebanyakan proposal mereka juga berkualitas, Saya udah melihat banyak proposal kegiatan, dan isinya sangat berbobot lagi sedap dipandang, karena proposal gitu biasanya didesain secara khusus.

Sebagai informasi tambahan, acara yang ramai biasanya acara hiburan atau pun acara yang berkelas internasional, atau nih, acara yang udah lebih dari 5 tahun berjalan. Ya wajar aja acara seperti itu ramai, mereka sudah memiliki branding yang bagus.

Akhirnya, sejak 3 semester lalu Saya berkesimpulan bahwa, kebanyakan acara semacam ini ya memang dibuat untuk mahasiswa itu sendiri, atau mungkin secara lebih kasar, mereka membuat acara untuk dirinya sendiri, acara untuk panitianya, terlepas apa pun acaranya.

Oh iya, Saya sering ngajak temen untuk ikut acara gratisan gini, tau jawabannya?.
"wah, udah ada agenda"
atau
"nggak tau deh bisa atau enggak"

Padahal, agenda mereka ya nongkrong aja, main game, bahkan yang paling lucu, mereka males. Seriusan, acara gratis, dapet manfaat, mereka menolak karena males.

Prihatin Saya, asli

Didik Setiawan

Diposting di Facebook pada 4 Mei 2018 dengan sedikit penyesuaian bahasa dan tata letak.

Posting Komentar

0 Komentar