Nirvana (2)

Ini adalah potongan cerita pendek yang pernah Saya tulis di Facebook, ceritanya hilang karena penulis Nirvana menghapus akun Facebooknya, cerita dari Saya pun entah ke mana. 
Cerita ini bukan episode 2, karena Saya sendiri lupa urutannya. Angka 2 hanya sekadar nomor urut untuk cerita Nirvana di blog ini. Semoga cerita ini masih bisa dinikmati, selamat membaca.


Didik Setiawan

Di posting pada 3 April 2014

***

Hanya itu yang ia ucapkan, singkat dan jelas. Tampaknya mantraku tak memengaruhinya sedikitpun dan dia melanjutkan ayunan langkahnya yang makin cepat, layaknya seorang masinis yang takut tertinggal keretanya sendiri.

Astaga, apa yang sebenarnya terjadi? apa Aku terlalu mencampuri hidupnya sehingga dia menjadi sinis seperti itu, atau apa?.

Tapi tunggu, satu pertanyaan berkecamuk lagi dalam diriku, mengapa ku begitu khawatir terhadap seorang Nirvana? Ah iya, dia sahabatku.

Dengan kecepatan impuls saraf yang menakjubkan, Aku mengejarnya, tubuh ini tak bisa dikendalikan, ada jiwa lain yang merebut raga ku, secara spontan Aku langsung menarik lengannya dan kini di hadapanku, tepat di hadapanku, 20 cm dari wajah ku terpampang wajah herannya, jantungku berdetak hebat, darah ku melaju dengan kecepatan luar biasa, urat saraf ku menegang. Satu masalah baru, apa yang harus kukatakan?!

Posting Komentar

0 Komentar