Sabtu, 21 Desember 2019

 [foto]
 
Saya masih mengingatnya dengan jelas, pada awal tahun 2003an di daerah sini masih terdapat persawahan dan pepohonan yang cukup rindang. Sejak tahun 2010, atau mungkin setelah 2006, pertumbuhan penduduk terasa sangat signifikan.

Penduduk asli, masyarakat Betawi, selaku tuan tanah mulai mengonversikan lahan kosong menjadi kontrakan. Siapa juga yang tak tergiur dengan pendapatan pasif?. Penjual makanan pun semakin banyak, warung berdekatan, pasar bermunculan.

Saya lahir di kelurahan sebelah, Jatiwaringin, yang sudah lebih maju dibandingkan Jatibening Baru. Di Jatiwaringin, pertokoan adalah lingkungan hidup, polusi adalah teman, dan kemacetan adalah sarapan dan makan malam. Menjadi salah satu kelurahan penghubung utama antara Bekasi dan Jakarta Timur membuat pembangunan Jatiwaringin sangat pesat, begitulah nasib daerah strategis.

Jatibening dan Jatibening Baru menawarkan lingkungan yang lebih nyaman untuk bermukim. Akan tetapi, mungkin sudah takdir Pondok Gede sebagai kecamatan penghubung mengakibatkan beragam proyek pembangunan tumbuh subur.

Saya sempat berpikir, hingga SMA, jika di sini, pinggiran Jakarta Timur adalah tempat yang nyaman untuk hidup, bukankah seharusnya lingkungan selalu mendapatkan prioritas konservasi? maksudku, penjagaan lahan-lahan kosong dan pembiaran tanah begitu saja tentu memberikan sedikit ruang untuk mengela nafas di tengah sesaknya pemukiman. Lapangan dan taman sungguh menjadi hal yang sangat berharga.

Empat tahun kemudian, * Saya akhirnya menyadari. Ini bukan perkara kenyamanan hidup yang bersandar pada alam, melainkan sebuah kenyamanan hidup yang mengacu pada kesejahteraan.

Mata kuliah perancangan sistem instrumentasi benar-benar begitu menyadarkan Saya apa itu requirement. Masyarakat tidak begitu membutuhkan banyak lingkungan hijau, mereka membutuhkan tempat bernaung dengan kesejahteraan yang dapat dimaknai sebagai kumpulan harta.

Kita tidak begitu memerlukan lingkungan hijau, yang kita butuhkan adalah apa pun yang menunjang kesejahteraan hidup. Biarlah lingkungan yang apik berada nun jauh di sana, menjadi tempat wisata, menjadi tempat rekreasi, tak perlu berdampingan dengan kehidupan. Karena, keberadaannya hanya menyejukkan mata dan jiwa, tidak memberikan kesejahteraan yang nyata.

Kalau kita lapar, apa ia dapat memberikan kita makan?

Didik Setiawan

Bekasi, 3 Maret 2020
22.15


* Bagian sebelum bintang ditulis pada 23 Desember 2019, 17.29

Posting Komentar

0 Komentar